Home » » Cerita Dewasa | Kunikmati Tubuh Amoi Salesku

Cerita Dewasa | Kunikmati Tubuh Amoi Salesku


Name:Par 
Pengirim:Perjepara2014@gmail.com 
Subject: Kunikmati Tubuh Amoi Salesku
Message:
Perkenalkan, namaku Par, putra asli Jepara yang sekarang tinggal di Jakarta. Aku memiliki perusahaan mebel dengan pegawai duapuluhdua orang. Salah satunya adalah wanita keturunan tionghoa dengan kulit putih mulus, yang sudah sering dan teratur untuk kutiduri. Namanya panggilannya Sinsin, asal Garut, dia bekerja sebagai sales di showroomku. Wajahnya ramping manis dengan rambut sebahu. Tinggi seratus enampuluh, badan berisi kencang tapi tidak gemuk. Aku tidak suka wanita gemuk, apalai gemuk kendor seperti istriku. Sebenarnya dia wanita baik2. Tapi setelah memberikan tiga anak buatku, tak ada harapan lagi itu badan.

Selasa kemarin sepulang dari pabrik, aku mengunjungi showroomku di mal. Setelah makan malam bersama manajer lokasi, aku periksa inventori dan penjualan hari itu. Semua beres dan bagus. Aku bergegas ke hotel yang ada di samping mal. Perusahaanku sering membook hotel ini untuk tamu bisnisku. Seperti biasa, Sinsin sudah menunggu dalam kamar. Habis makan malam dan sudah kelar mandi. Ramah senyumnya, yang kubalas dengan pandangan mataku ke badannya yang terbungkus handuk putih, harum segar aromanya. \"Kenapa ditutup\", tanyaku. Tanpa banyak basabasi, kurenggut kain handuk yang menghalangi pemandanganku saja. Bret, nampak rambut bawahnya yang hitam lebat diantara dua paha putih. Bagus. Perutnya tipis, ramping pinggangnya, ditopang oleh pinggul yang bundar. Kupegang2 buah dadanya yang kencang tapi empuk. Putih tanpa cacad, sempurna bentuknya dengan puting coklat muda menantang. Kuusapkan mukaku ke dadanya yang halus. Kukulum putingnya sampai basah dan
mengeras. \"Hap\", kucoba memasukkan semua susunya ke mulutku. \"Hap, hap\" lagi, yang ternyata tidak muat. Maklum, ukuran cupnya paling tidak C.

Sambil duduk di ranjang, pakaianku dilepasnya satu persatu, mulai dari sepatu dan kaos kakiku. Sementara, kutelusuri punggungya yang putih, sampai ke bawah. Kuremas pinggulnya, kutepuk2 bokongnya yang montok. Kucolek susu dan pentilnya. Tak pernah bosan aku dengan yang ini. Setelah selesai, kubuka kakiku yang mana dia sudah tahu apa mauku. Tangan kirinya menyampingkan rambutnya, untuk kemudian mengeluarmasukkan kepunyaanku di dalam mulutnya, mh, mh, mh. Sambil meremasi rambut kelaminku yang kasar, dikocok2 batangku di pangkalnya dengan tangan yang satunya. Kubelai wajahnya yang halus. Kusaksikan alatku menerobosi bibirnya yang merah natural. \"Mh, mh, mh\", asik betul. Sudah sering aku keluar di dalam untuk ditelannya. Namun malam ini aku ingin yang lainnya. Kucabut punyaku, untuk kusodorkan pelirku yang kemudian dijilat dan dikulumnya. Bagus benar semangatnya.

Kemudian aku naik ke ranjang dan telungkup. Kuperintahkan dia untuk memijat badanku yang capek kerja seharian. Kurasakan telapak tangannya yang halus di punggung, pantat, dan kakiku. \"Ganti pakai susu\", kataku, yang segera dipatuhinya. Susunya yang empuk padat dan halus, namun mengeras di ujungnya, menjelajahi tubuhku. Atas bawah beberapa kali, nikmat rasanya. \"Gantian pakai bokong\", mintaku, yang segera dipatuhinya. Kurasakan gumpalan daging kencang nan padat diputar2 menekan badanku bagian belakang. Dari punggung atas sampai betis bawah. Terasa basah2 di bagian bawahnya. Buset. Kubalikkan padanku, telentang, tongat panturaku mengacung, bagaikan murid SD yang minta permen ibu gurunya saja. Sabarlah, nanti kebagian itu lubang amoi. Kuminta dia untuk mengulang pijitannya. Digosoknya tubuhku dengan tangan, kemudian susunya. Tubuhnya telungkup dengan kedua tangan menopang di samping tubuhku. Bagaikan macan yang akan menerkam saja. Sewaktu dadanya berada
persis di depan wajahku, kujilat putingnya. Kadang kena kadang tidak. Kucolok mulutnya dengan lidahku, untuk dibalas dengan hisapan bibirnya.

Berganti posisi telentang dan mengangkang, ditopang badannya dengan kedua tangan di atas ranjang, digosok2 badanku dengan pantatnya. Benar2 menggairahkan. Saat selangkannya persis di depan wajahku, kucoba untuk menjilat kelentitnya. Kadang kena kadang tidak. Bikin penasaran saja. Sementara, kedua tanganku menjamahi badannya yang putih keringatan itu. Digosoktekan tombak tumpulku dengan bokongnya sampai terputarputar di pangkalnya. Gemas kujentik kelentitnya dengan telunjukku. ha.ha. Kucolok lubang maminya dengan jari tengahku. Kubuka2 bibir bawahnya yang merah jambu dengan jarijemariku. Becek dan berlendir. Setelah puas melecehkan tubuhnya, termasuk bagian2 yang paling pribadi, kuperintahkan dia untuk telantang di pojok ranjang. Ini adalah posisi yang paling aku suka menyetubuhi perempuan dengan badan tipe seperti ini.

Sambil berdiri, kutahan kedua pahanya lebar2 dengan kedua tanganku. Kontras tanganku yang hitam dengan pahanya yang putih mengangkang bagaikan kaki kodok saja itu. Sialan itu mulut merekah basah minta ditusuk saja. Bles, helm merah hitamku menerobos kedua bibir merah jambu yang lembek namun rapat di dalamnya. Matanya terpejam, mulutnya terbuka dan mendesis, \"ssshhh\". Suka sekali dengan pemandangan dan suara ini. Blessssss, terus batangku menerobos sampai rambut hitamku bertatap muka dengan rambut hitam dia. \"Uuhhh\", suara dari mulutnya, terangkat kepalanya. Hangat dan rapat rasanya, nikmattt. Beda jauh dengan kepunyaan istriku yang benar2 tanpa sensasi itu. Kutekan gosok tulang kemaluanku dengan kelentitnya sampai wajahnya kegelian yang amat sangat. Kresek, kresek, kresek, suara rambut beradu. \"Haooh, haohhh, haohh\", lenguhannya sambil tangannya mencengkeram punggungku. Matanya menatap ke bawah menyaksikan batang jorokku mengaduk2 lubang sucinya. Kemudian, kumajumundurkan pinggangku. \"Hhh, hmh, hmh\", kucoba untuk mencapai mulut rahimnya dengan topi bajaku, yang ternyata tak pernah kesampaian. Buset ini lubang dalem bangat, bikin penasaran saja, batinku. Matanya tertutup, mulutnya terbuka dengan desahan2 sirama dengan gerakanku. Kucoba lagi menghantam kuat2, \"hmh, hhmh, hgh\". Sampai berderit2 itu ranjang. Masih saja tak sampai. Orang Jawa bilang, asu tenan.

Kulihat susu dengan pentilnya bergoyang2. Kedua tangannya terbuka lebar di atas kepala. Bersih tercukur pangkal lengannya. Kuning langsat bilah2 ketiaknya, sedap dipandang. Tidak eperti kepunyaan istriku yang kulit ketiaknya hitam dengan rambut yang malas dicukur. Menjijikan sekali. Kuhentikan goyang pinggulku. Kubungkukkan badanku untuk menghisap putingnya sebelah kiri, \"mmmhhh\", sambil kuremas susunya sebelah kanan dengan telapak tangan kiriku, pentilnya terjepit diantara dia jariku. Gemas aku. Kutegakkan lagi badanku untuk kembali memompa tugu panturaku dan sambil menyaksikan dada dan putingnya yang bergoyang2. Kemudian aku berhenti lagi, kucondongkan badanku untuk mengemut susunya sebelah kanan, \"mhhhh\", sementara jarijemari tangan kananku memutar2 susunya sebelah kiri. Makin gemas saja. Kutegakkan punggungku untuk melanjutkan gerakanku dan menikmati pemandangan mataku lagi. Dan begitulah seterusnya. Bagaikan menikmati bakmi Gadjah Mada saja.

Sungguh beruntung aku menemukan dia. Menurut ceritanya sendiri, pernah kuliah jurusan arsitektur di sebuah perguruan tinggi dengan status yang tak jelas. Namun karena otak yang kurang mampu, ditambah perguruan tingginya yang bubar karena sengketa antar pengurus, berhentilah dia di tahun kedua. Kemudian bekerja sebagai kasir di showroom mobil. Mana cukup gaji buat bayar indekos bagus, keperluan ini itu, belum biaya hape dan pulsanya. Kupekerjakan dia dengan gaji yang amat tinggi untuk posisi sales. Tapi tentusaja dengan kondisi untuk selalu siap melayani dedek kecilku ini, ha.ha. Sebenarnya dia bukan dari keluarga yang miskin. Tapi dengan empat bersuadara di rumah, dan setelah diputus pacarnya yang katanya sekarang tinggal di luar negeri, harus berpandai2 mencari keberuntungan. Cita2nya jadi arsitek, akhirnya cuma jadi pispot penadah pejuhku saja, he.he. Belum lagi sambil dijamahi badannya. Nasib orang, nasib orang.

Kurasakan tulang batangku terkili2 dan biji salakku mengencang. Segera kucabut, kuminta dia membalikkan badan dengan posisi menungging. Langsung kucobloskan topi tentaraku ke lubang maminya dari belakng. Cessss, mantap benar pemandangan dari belakang, mendongak kepapalnya. Plok, plok, kutepuk gemas pantatnya yang putih padat, yang kemudian kupegang kuat2 sambil kukeluarmasukkan barangku. Plak, plak, plak, suara pinggulku yang hitam menabrak2 bumper montok putih. Kadangkala kuremas2 susunya yang menggantung bergoyang2 dari bawah. Sambil kuputar2 juga. Kemudian kutarik tongkat kerajaanku, untuk kutekan helmku di liang pantatnya. Dengan kedua jempolku, kubuka bibir merah mungil yang segera disambut dengan dilonggarkannya otot liang bokongnya. Benar2 tanggap, bagus. Bles, masuk bonggolku yang terasa amat seret dan kering. Tidak enak. Kucabut untuk kumasukkan ke dalam lorong maminya. Becek dan hangat, agak rapat. Kugoyang beberapa kali. Kucopot lagi, dan kumasukkan di lubang atasnya. Bles, sudah mulai licin nih. Kukeluar masukkan beberapa kali, untuk kemudian kucabut dan kucelupkan di lubang yang bawah. Demikian selanjutnya. Tiga kali di atas, tiga kali di bawah. Bergoyang2 badan serta kepala dan rambutnya mengikuti iramaku, suara2 keluar dari mulutnya. Tiga kali di atas, tiga kali di bawah. Benar2 merakyat, pemerataan maksudnya.

Kurasakan tulang batangku amat terkili2 dan biji salakku amat mengencang. Kupercepat gerakan atas bawahku sampai tak tertahankan lagi. Meskipun demikian, masih mampu kuingat terakhir menyetubuhi dia dengan posisi ini, di mana kumantahkan seluruh carianku di dalam lubang surgawinya. Kali ini aku ingin keluar di gua selarongnya. Sambil kucengekram bokongnya yang putih dengan tangan hitamku, kutekan kuat2 topi prajuritku sedalam2ya. \"Uah\", keluar deras pertama kali. Bergetar badanku. Crrrrot, crotttt, dua kali kental hangat cairanku menyembur sampai ke dalam usus2nya. \"Hhhhhh\", benar2 ngilu lutut dan perutku bagian bawah dibuatnya. Sekali lagi sekali lagi sekali lagi, crettt, nah ini yang terakhir. Mantab. Sambil masih menancap, kuurut2 alat kelaminku di daerah pangkalnya buat mengeluarkan semuanya sampai yang terakhir. Tes, tes, tes, beberapa tetes kecil yang tak mau kalah saja. Muantappp. Sambil mengatur napas, kuraba2 punggung mulus didepanku yang basah oleh keringat. Naik turun napasnya, kepalanya menunduk ke bawah kecapaian. Kucabut barangku yang segera diikuti lumeran cairan kental dari lubang pantatnya yang bundar menganga. Orang Sunda bilang, anjis bener. Tongkat nakalku memang tak pernah mengecewakan. Basah paha dia yang putih serta seprei di bawah. Puas rasanya menodai calon istri orang di masa mendatang. Sang suami bakal benar2 terima barang bekas dariku, ha.ha. Sambil telungkup di atas tubuhnya, aku beristirahat sambil menikmati ganjalan empuk namun kencang pantatnya ke perutku.

Kemudian kami ke kamar mandi. Aku rasakan guyuran segar air dingin di kepala dan badanku. Tangannya yang putih menggosok tubuhku dengan sabun tanpa parfum. Agar tak ketahuan istri maksudnya. Yang namanya manusia tak pernah puas, sambil kucolek dan remas buah dada serta bagian tubuhnya yang lain. Setelah itu seperti biasa, kuantar pulang dia dengan mobilku. Jalanan sudah sepi sewaktu sampai di depan tempat kos. Kutepuk bokongnya saat dia meninggalkan mobilku. Tak pernah bosan melecehkan badan dia. Kuamati dari belakang gaya jalannya yang agak kaku bagaikan orang mau ke belakng saja. Ha.ha.yang namanya digarap di dua lubang sekaligus oleh batang perkasaku. Terutama yang bawah, nyeri2 linu yah. Besok lusa paling sudah sembuh, untuk kemudian kupakai lagi malamnya. Asik. Seperti biasa bang Jun, penjaga kos datang menghampiriku. Kubuka jendela mobilku dan kami berbasabasi ala kadarnya. Sebelum pergi, kusodorkan sebungkus rokok kesukaan dia. Uang tutup mulut yang benar2 murah. Sampai di rumah, aku langsung ke meja makan yang sudah dipersiapkan oleh pembantuku. Istriku seperti biasa mengikuti drama Korea yang amat digemarinya. Tak henti2nya dia memuji kecantikan salah satu bintangnya. Benar2 menggelikan karena tanpa sepengetahuan dia, barusaja aku selesai menggauli yang seperti itu. Tamat. 

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog