Cerita Sex Dewasa Kunikmati Jilatan Memek Saat Diperkosa Di Dapur

Cerita Sex Dewasa Kunikmati Jilatan Memek Saat Diperkosa Di Dapur | Cerita Mesum Hot - Awal kisah ini terjadi saat kami membikin dapur baru di rumahku,  Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.

Cerita Sex Dewasa Kunikmati Jilatan Memek Saat Diperkosa Di Dapur
Cerita Sex Dewasa Kunikmati Jilatan Memek Saat Diperkosa Di Dapur

Cerita Sex Dewasa Kunikmati Jilatan Memek Saat Diperkosa Di Dapur


Setelahpernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. 

Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa.

Dan kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah.

Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. 

Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.

"Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?"
"Iya nih Pak Sastro, lagi libur.." jawab saya sambil membukakan pintu rumah.
"Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng.." katanya.
"Oh,..silahkan..!" kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. 

Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai
tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.
"Eh, ada apa
Neng..?" katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan
telanjang
dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat
lebih besar lagi.

Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. 

Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka.

Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sastro. "Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya.." katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya. Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, "Nggak usah malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok.."

"Jangan Pak..!" kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya. Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah berkata, "Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak bakal ada yang denger.."

Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan.
"Wah, bagus betul ni tetek.."
kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara sayasekeras-kerasnya.
"Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa.." kata saya.

"Tenang aja deh kamu nikmati aja.." kata teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai menjilati kemaluan saya.

"Wah.., memeknya
wangi loh.." katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap
puting susu saya. 

Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya.

 Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga saya menurutinya. 

Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba. 

Dan langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata.

"Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti nikmat.. ha.. ha.. ha.."Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu. Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. 

Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

"Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini.." katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina saya.
Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya.

Dan tidak lama kemudian, "Bless..!" terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan.

"Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha..ha.." kata si botak.
"Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!" kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.

Sayakembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, "Tahan dikit ya..,nanti enak kok..!"
Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata. "Sekarang kamu maju pelan-pelan.."

Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kuliah. 

Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun. Yahhh...Begitulah Cerita Sex Dewasa Kunikmati Jilatan Memek Saat Diperkosa Di Dapur itu terjadi, Nikmati juga Cerita Seks ABG Nikmatin Kemolekan Tubuh Montok Gara-Gara Uang Sekolah yang sangat seru untuk dinikmati.

cerita seks dewasa,cerita dewasa ngentot memek montok janda,cerita dewasa ngentot istri tetangga,cerita dewasa ngentot ibu kandung,cerita selingkuh ngentot dengan tante ,cerita ngentot abg kimcil dan cabe cabean,cerita ngentot sama ibu mertua,cerita mesum hot terpanas dengan teman sekelas,kumpulan cerita sex terbaru ngentotin teman sendiri,cerita seks dewasa indonesia,cerita ngentot mama kandung,kumpulan cerita seks mesum sedarah,cerita seks dengan penjaga sekolah,kumpulan cerita seks indonesia,cerita seks dewasa anal om om,kumpulan cerita mesum dan horny dewasa,cerita dewasa perkosa gadis desa,cerita sex dewasa dan seks terpanas 18+,cerita dewasa 18 bercinta dan ml dengan boss,cerita dewasa sedarah dengan mama dan kakak kandung,kumpulan cerita dewasa terpanas terbaru 2016,cerita dewasa paling hot dan seru dengan sekertaris,cerita ngentot ibu dan anak sedarah,cerita seks kimcil dan abg ngentot,cerita sex dewasa ml dengan spg rokok dan pembantuku yang montok,cerita dewasa sek ngentot memek cewek bispak,cerita dewasa mama dan anak,cerita nikmat bersetubuh dengan ayam kampus,cerita ngentotin memek pacarku,cerita ngentot sepupu dan adik iparku

Cerita Seks ABG Nikmatin Kemolekan Tubuh Montok Gara-Gara Uang Sekolah

Cerita Sex Dewasa Ngentot Istri Orang Yang Montok - Cerita Sex 2016 Terbaru - Cerita Dewasa Terbaru - Cerita Sex Hot -  Cerita Ngentot - Cerita Seks - Cersex Selingkuh mahasiswa Horny - Cerdas Bertukar Pasangan Sedarah - Cerits Esex ABG - Cersexgam Anak SMK Bugil - Cerita Mesum - 

Cerita Sex - Seperti biasanya menjelang ujian, seluruh murid diwajibkan untuk melunasi semua tunggakan, karena bukan hal aneh di sekolahku, jika ada yang menunggak SPP atau uang bangunan, bukan karena tidak mampu membayar.


Cerita Seks ABG Nikmatin  Kemolekan Tubuh Montok Gara-Gara Uang Sekolah

Cerita Seks ABG Nikmatin  Kemolekan Tubuh Montok Gara-Gara Uang Sekolah
Cerita Seks ABG Nikmatin  Kemolekan Tubuh Montok Gara-Gara Uang Sekolah

Karena rata-rata yang bersekolah di sekolahku, orang tuanya cukup mampu untuk membiayai. Dan jika ada yang menunggak itu mungkin dikarenakan uang yang telah orang tua mereka berikan untuk SPP dan lain-lain mereka pakai untuk hura-hura.

Dan itu terjadi pada teman sekelas Widi pacarku, namanya Lia, ia menurut Widi punya tunggakan SPP dan uang bangunan yang cukup besar, dan dia tidak berani bilang pada orang tuanya karena sebenarnya uang itu sudah mereka berikan beberapa bulan yang lalu, katanya sih sampe 1 jutaan, aku sendiri cukup terkejut, karena untuk SMU, uang segitu bukan jumlah yang sedikit.

Lina sebenarnya ingin pinjam pada Widi pacarku, tapi karena dia sendiri tidak punya uang, kemudian Widi menceritakan hal itu padaku, dengan maksud agar aku dapat memberikan pinjaman pada Lia.

Awalnya aku bersedia meminjamkan dengan sukarela, tapi entah kenapa belakangan pikiranku jadi 'ngeres', lagian biar jadi pelajaran untuk Lina, bahwa tidak gampang cari duit. Orang tuaku sendiri, walau bisa dibilang cukup mampu, selalu mengajarkan hal itu, walaupun mereka telah mendepositokan uangnya untukku, agar tiap bulan bunga depositonya bisa aku tabung atau aku gunakan bila perlu.

Entah berapa jumlah uang yang ayahku depositokan, tetapi yang jelas secara otomatis, setiap bulan saldo di rekeningku bertambah, apalagi beberapa bulan belakangan, setelah kerusuhan Mei, (yang katanya bunga bank naik tinggi) entah berapa.

Yang jelas setiap bulan saldoku bertambah sebanyak 300 ribuan. Saat itu saldoku memang cukup banyak untuk ukuran anak sekolah, karena untuk sehari-harinya aku tetap diberi uang jajan secara bulanan, jadi jika tidak perlu-perlu sekali aku tidak perlu ambil dari tabungan.

Maka setelah kupikir-pikir, akhirnya aku telepon Widi, minta agar Lina menemuiku langsung, agar semuanya jelas kataku, jadi bukan Widi yang pinjam, tapi Lina.

Lina memang dikenal cukup gaul, modis karena badannya memang bagus dan wajahnyapun cantik, kulitnya putih. Tapi mungkin karena pergaulanya yang salah.

Dan(karena banyak selentingan kalo dia itu pecun istilah sekarang, kalo dulu sih sebutannya perek), dia jadi seperti ini. Aku sendiri sih tidak pernah ambil pusing sebelumnya, tapi sekarang lain cerita.

Saat aku sedang berfikir, apa yang akan aku lakukan padanya sebagai pelajaran buatnya, sekaligus memuaskan hobbyku yaitu senang melihat cewek memamerkan tubuhnya, dan melihat wanita yang merasa dipermalukan di depan orang banyak. (mungkin ini adalah trauma masa kecilku yang pernah dipukul oleh ibuku, begitu sih yang aku dengar). 

Karena walaupun aku sadar akan adanya perbedaan di dalam diriku, tapi aku belum pernah ke psikiater, karena itu kuanggap hanya fantasiku semata. Dan lagi pula apa yang salah dengan sekedar berfantasi.

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk.
"Ya.. Siapa!"
"Saya Mas.., Slamet". Oh..
Ternyata Slamet pembantu di rumahku. Kami punya dua pembantu laki-laki di rumah ini.
"Ada telepon buat Mas yudi!" teriaknya dari balik pintu.
"Ya.. Aku turun" jawabku.

Kemudian aku turun ke ruang baca, karena di sanalah telepon diletakan, di sebelah kiri sofa besar. Ternyata. Yang telepon adalah Lina.
"Hallo Yurie ya..?, ini Lia", katanya.
"Ya.. Ada apa ya..?!", jawabku.
"Nggak tadi Widi telepon, kasi tau katanya kamu bisa pinjemin aku duit buat bayar SPP?!" sambungnya.

"Oh.. Iya, tapi berapa?!, soanya kalo banyak-banyak aku juga gak punya, tapi terus aku dapet imbalan apa nih..?!", pancingku.
"Terserah kamu deh, apa aja boleh!" jawabnya setelah terdiam beberapa saat. (mungkin dia mikir dulu).

"Soalnya kepepet nih, buat bayar SPP, aku butuhnya sih 750 ribu, tapi kamu adanya berapa?!, ntar kalo kurang aku bisa pinjem ke temen yang lain", sambungnya.
"Nggak kok, kalo segitu aku juga ada, tapi aku minta imbalan dan jaminan lho", jawabku memastikan.

"Ntar kalo kamu gak balikin duitku gimana?! Aku rugi dong!", lanjutku.
"Jaminan apa. Aku kan gak punya apa-apa?!", tanyanya kebingungan.
Sepertinya ia takut gak bisa dapet pinjaman uang dariku.
"Terserah kamu aja deh, apa imbalan dan jaminannya!" katanya lagi, dari nada suaranya terdengar kalau dia sudah putus asa.

Tiba-tiba aku dapat ide brilian.

"Gini.. Tapi itu kalo kamu mau, kalo nggak juga gak apa-apa, tadi katamu terserah aku, sebagai imbalanya, aku minta nanti sore kamu ke sini, tapi aku minta kamu hanya pake seragam sekolah, jangan pake daleman lagi, jangan pake bra ataupun CD dan buka dua kancing atas bajumu, awas kalo tidak, karena aku akan memantaumu!!" jelasku.

"Dan sebagai jaminannya aku ingin foto-foto kamu dengan pakaian minim, sexy, pokoknya seadanyalah!". Jawabku lagi.
Sekali lagi dia terdiam. Kali ini cukup lama.
"OK.. Gini, kalo kamu masih ragu, untuk 1 roll film aku kasih kamu 400 ribu, jadi 2 roll kamu dapet 800 ribu".

"Aku janji gak akan aku sebarin, cuman untuk jaminan aja, tapi kalo kamu gak mau bayar, ya terpaksa aku sebarin ke temen-temen sekolah atau aku jual aja itu foto-fotomu, Gimana..?!" jawabku menjelaskan, sambil meminta kepastian.

"Mmhhmm.. Gimana ya..?!"
"Tapi kamu janji gak akan kamu sebarin kan..?!!" tanyanya memastikan.
"Nah kena nih!" batinku.
"Iya aku janji, tapi kalo kamu gak bayar, ya itu lain soal.
"Ok deh.. Ntar sore aku ke rumahmu!" akhirnya dia menyetujuinya.

Rumahku sore itu sepi, orang tuaku sore hari itu sedang ke Surabaya naik kereta api, itulah sebabnya mengapa ia kusuruh datang sore itu, sedang kedua pembantuku pasti tidaak berani mengusikku, lagi pula sore begini kalau kebetulan orang tuaku tidak ada, mereka suka ke rumah tetangga. Dan aku sudah mempersiapkan segalanya. Termasuk handycam kecil milik kakakku yang kuliah di Yogya .

Aku kemudian menunggunya di ruang tamu, sengaja gerbang depan aku tutup dan aku kunci, agar Lina tidak bisa langsung masuk ke halaman rumahku, kebetulan rumahku ini ada di pinggir jalan besar yang ramai dilalui pejalan kaki dan kendaraan yang lalu lalang dan ada toko kecil tak jauh di seberang rumahku yang cukup ramai pembelinya..

Tak lama kemudian tampak sebuah taxi berhenti di depan rumahku, aku ambil teropongku dan kulihat siapa yang ada di dalam taxi, ternyata benar yang ada di dalamnya adalah Lina, tampak ia keluar akan membayar ongkos taksi, kuarahkan teropongku ke arah dadanya, tampak dadanya sedikit terguncang karena tidak memakai BH.

Melihat dua bukit kembarnya tersamar di balik bajunya, yang kuperkirakan berukuran 34D, ada rasa tegang dan bergairah yang menyebabkan adik kecilku berdiri, kulihat dua kancing bagian atasnya tidak dikancingkan, sehingga saat dia membungkuk untuk membayar taksi, kupastikan jika si supirnya melihat ke arah si Linabukan ke arah uang yang Lina berikan.

Dantentunya dia akan dapat melihat bukit kembar si Linayang ranum itu.Dan teryata benar, setelah menerima uangnya si supir sekilas melihat ke arah Lia, ada ekspresi terkejut di wajahnya, tapi pura-pura tidak melihatnya, karena kemudian dia segera pergi.

Kemudian Linaberjalan menuju gerbang rumahku, sayang saat itu tidak banyak orang lewat, yang dapat melihat goyangan indah payudaranya yang bergerak saat ia melangkah, ia kemudian menjangkau bel yang ada di samping pagar bagian dalam.

Karena ketinggian bell itu cukup tinggi baginya yang kira kira hanya 165 cm (dulu sengaja letak bell itu di tinggikan, karena banyak anak-anak yang iseng) tampak ia jinjit untuk menjangkaunya, dan saat ia kembali menginjakkan kaki ke tanah tampak goncangan dadanya makin kencang, ia tak sadar banyak orang yang lewat melihat hal itu. 

Karena aku kurang puas, kubiarkan ia melakukanya beberapa kali sampai akhirnya ia sadar karena banyak yang lewat terus memperhatikan dari jauh padahal ia telah berjalan melewati Linasedari tadi, tapi Lina tampaknya pura-pura tak sadar diperhatikan.

Tapi rasanya aku ingin lebih mempermalukannya, langsung saja kuambil HP dan menelepon ke HP-nya, mudah-mudahan ia belum menjual HP-nya lagi, ternyata benar, dia mengangkat HP-nya.

"Lina, sebelum kamu masuk, tolong beliin aku tali pramuka di toko depan dong", kataku, aku tahu di toko itu menjual tali pramuka, karena aku sering belanja di toko itu, letaknya tidak persis di depan tapi agak ke samping kira-kira 15-20 meter.

"Oh ya.. Sekalian beliin rokok mild ya, baru aku bukakan pagar, ntar aku ganti" kataku lagi, lalu menutup HP-ku. Lina tampaknya, hendak mengutarakan sesuatu, tapi sudah keburu aku tutup,ia kemudian, kembali memijit bel rumahku. 

Tapi tidak aku gubris, akhirnya ia pun berjalan ke arah toko di seberang dengan perasan tak karuan, karena malu ia melipat tangannya di depan dadanya, agar guncangan dadanya tidak terlalu nampak. Akupun naik ke lantai atas untuk bisa melihatnya lagi.

Tampak Lina dengan kikuknya berbicara dengan Mas Yus, begitu aku biasa memanggil pemilik toko itu, karena kebetulan di sana sedang ramai pembelinya, itu memang biasa terjadi karena walaupun tak seberapa besar, tapi barang yang disediakan cukup lengkap, dan tidak terlalu beda jauh dengan di toko grosir.

Tampak Lina yang sedang berbincang sering diamati dari atas ke bawah oleh bapak-bapak dan mas-mas yang kebetulan sedang berbelanja, sepertinya mereka tahu kalau Lina tidak memakai bra, karena aku yang melihatnya memakai teropong dari arah belakang. 

Dan tak sedikitpun melihat ataupun tersamar tali BH, padahal pakaian Lina cukup transparan karena mungkin usianya yang cukup lama, karena mungkin tanggung bagi Lina untuk membeli baju seragam baru, karena sekarang sudah mendekati kelulusan.

Gerakan badannya saat mengambil uang di saku roknya pun mendapat perhatian dari semua laki-laki yang ada di sana, payudaranya kembali berguncang hebat, karena sepertinya dia cukup sulit mengambil uang yang ada di saku roknya. 

Mungkin karena roknya pun sepertinya dibuat pada waktu dia masih baru kelas dua, jadi dengan ukuran tubuhnya yang sekarang rok itu terlihat mini dan sangat pas di pantatnya. Akupun jadi teringat bahwa akupun menyuruhnya untuk tidak memakai CD di balik roknya. 

Dan ternyata memang tidak terlihat bentuk CD dibalik roknya yang ketat itu, dan gerakan dua belahan pantatnya terlihat cukup menggairahkan. Bergoyang dengan sangat natural saat ia bergerak.
Pantas saja laki laki yang melihatnya di sana memandangnya seperti hendak menelanjanginya, memandangi dari atas ke bawah. 

Ternyata Lina memang sangat sexy dengan keadaan yang seperti itu. Dengan tanpa memakai penutup dada alias BH dengan pakaian seragam yang transparan karena termakan usia, dan roknya yang sepertinya dua ukuran di bawah ukurannya yang sekarang.

Kemudian tampak, ia kembali merogoh seluruh sakunya, baik baju dan roknya, gerakannya itu kembali mengundang tatapan para lelaki di sekitarnya, karena kali ini terlihat jelas guncangan di payudaranya dan jelas sekali kalo dia tidak memakai BH. 

Karena goyangan paudaranya terlihat sangat jelas. Sepertinya dia terlihat panik dan menunjuk ke arah rumahku, mungkin uang yang dimilikinya kurang untuk membayar rokok dan tali yang kuminta, atau dompetnya tertinggal barangkali. Itu yang ada di benakku saat melihatnya kebingungan.

Karena tak tega melihatnya kebingungan dan jadi tontonan gratis terlalu lama. Akhirnya kutelepon Mas Yus dengan HP-ku, dan pura-pura menanyakan apakah ada temanku cewek yang beli tali pramuka dan rokok, karena aku beralasan bahwa aku khawatir kok lama banget, dan ternyata benar,

 Mas Yus menerangkan bahwa Lina memang mengaku duitnya kurang karena dompetnya tertinggal di rumahku, dan tadinya Mas Yus curiga apa betul Lina temanku dan disuruh beli tali dan rokok olehku, karena ia baru pertama kali ini melihat Lina, tidak seperti temanku yang lain yang sering membeli barang ke tokonya kala main ke rumahku, begitu katanya.

Akhirnya Linabisa meninggalkan toko itu, setelah aku bilang bahwa kekuranganya nanti akan diantarkan, dan bahwa benar Linaitu temanku. Di akhir pembicaraan Mas Yus sempet bilang bahwa Lina itu sexy banget dengan keadaan seperti ini, suruhlah sering sering ia belanja ke tokonya. 

Dan aku yakin Lina mendengarnya, karena tempat Mas Yus menerima telepon hanya berjarak setengah meter dari tempat Lina berdiri, sedang saat ia mengucapkanya Mas Yus berbicara biasa, tidak berbisik. Jadi aku yakin Lina pasti mendengarnya. Aku pun menyanggupi bahwa Lina juga nanti yang akan mengantarkan kekurangan pembayarannya.

Mereka tidak tahu kalau aku mengamati semua yang terjadi sejak tadi dari jauh.Saat Lina berjalan ke arah rumahku, para pembeli yang sedari tadi ada di sana tampak ribut ada yang bertepuk tangan, bersiul (terlihat dari bibirnya yang monyong), ada juga yang bersuit dengan "irama menggoda" karena terdengar juga olehku.

Lina kini tambah kikuk dan malu, karena kini dia sadar bahwa semua orang yang ada di sana telah tahu bahwa ia tidak memakai BH, karena saat ia panik tadi ia tidak dapat lagi menutup-nutupi lagi keadaannya yang tanpa pakaian dalam. 

Dan gerakanya tadi membuat orang semakin jelas melihat payudaranya yang terguncang kesana kemari, saat ia merogoh saku baju dan rok pendeknya. Tapi Linaenggan berlari karena takut akan lebih memepertontonkan payudaranya yang bergoyang jika ia berlari. Ia hanya berjalan sedikit cepat untuk mencapai rumahku.

Aku telah menunggunya di depan pintu pagar yang telah aku buka, dan menyambutnya dengan tersenyum. Satu rencanaku telah tercapai. Lina yang masih terlihat malu, semakin malu, karena akulah yang jelas tahu jika dibalik seragamnya ia tidak memakai apa-apa lagi.

Karena akulah yamg memintanya melakukan semua ini. Tapi aku bersikap wajar saja, dan itu membuat Linatenang berada di dekatku. Memang selama ini aku dikenal sebagai cowok yang baik, dan cenderung pemalu, karena itu banyak cewek yang tertarik padaku.

Setelah ngobrol ini-itu, akhirnya meunuju ke pokok permasalahan, bahwa ia butuh uang untuk membayar tunggakan SPP dan uang bangunan, yang sebenarnya telah orang tuanya berikan, tapi telah ia pergunakan untuk beli ini dan itu serta "biaya kenakalannya" seperti narkoba dan minuman keras. Dan aku menyanggupi untuk meminjaminya tapi semua itu ada timbal baliknya kataku padanya.

"Seperti yang kubilang tadi, mau nggak, sebagai jaminanya aku foto kamu dengan pose yang sexi dan dengan pakaian seadanya?!" tanyaku padanya.
"Ya mau gimana lagi, toh aku sudah datang ke sini sesuai dengan keinginanmu, nggak pake BH dan CD".

"Sudah kepalang basah, lagian hanya kamu yang bisa menolong aku. So, mo gimana lagi.. Ak.. Aku terima deh! Tapi janji nggak akan menyebarkan foto-fotoku khan?!", Ia bertanya dengan sedikit terbata-bata.

Rupanya ia sudah terlalu sering berbohong pada orang tuanya, tentang ke mana saja barang barang yang mereka berikan untuknya, seperti HP, jam tangan (bermerk) serta beberapa perhiasan emas kecil seperti anting, yang sering ia katakan hilang, tertinggal di rumah teman dll. Padahal semua itu sudah ia jual.

Dan tampaknya orang tuanya sudah mulai curiga dengan semua itu, karena itu HP yang ia miliki sekarang tidak berani ia jual, karena takut akan menambah kecurigaan orang tuanya, lagi pula kalau di jual paling hanya laku sedikit karena itu adalah HP keluaran lama. Itu ceritanya kemudian, saat aku mulai mempersiapkan peralatanku.

Saat kutanya kenapa dia mau menerima syaratku untuk di foto dengan pakaian minim dan sexy, ia menjawab bahwa ia percaya denganku, bahwa ia yakin, aku adalah cowok yang bisa dipercaya, dan tidak akan berbuat yang tidak-tidak. 

Karena ternyata selama ini Widi sering bercerita padanya mengenai apa saja yang telah ia lakukan untukku, tentang foto sexy Widi yang aku buat, tentang aku yang mengajaknya jalan tanpa memakai BH dan memutuskan kancing bajunya, tentang aku yang selama ini tidak pernah minta yang macam-macam (ML) pada Widi.

Sehingga Widi percaya padaku, begitu ceritanya (tapi soal yang tentang Widi hanya memakai celana pendek saja selama menemani aku yang berkunjung ke rumahnya, sepertinya tidak Widi beritahukan), itu pulalah yang membuat Linapercaya padakku, bahwa aku senang melihat cewek sexy dan mem-foto mereka. 

Karena selama ini ternyata Widi dan Linaberteman cukup dekat sejak SD, hanya saja ia beda SMP dengan Widi dan juga denganku, jadi aku baru mengenalnya di SMA/SMU. Selain alasan yang pasti dia butuh duit juga tentunya.

Karena keadaan rumah sepi, lagi pula pintu gerbang sudah aku kunci, rasa isengku muncul, seberapa percayanya Linapadaku. Lalu akupun mulai melakukan aksiku."Lia, kamu kan aku suruh ke sini, hanya boleh memakai seragam tanpa BH dan CD, tapi aku belum liat buktinya tuh!".

"Idih lu Yurie.. Masa sih dari tadi kau gak liat toket gue yang terayun ayun gini" katanya sambil memegang toketnya denga dua tangannya.Tampaknya dia sudah mulai rilex denganku karena sudah memakai bahasa lu-gue.

"Iya serius, aku belum bisa liat jelas tuh!"
Kemudian ia menarik baju seragamnya ke belakang, sehingga toketnya yang tadinya tersamar di balik seragamnya. Kini makin jelas terlihat, putingnya yang kecil, menonjol di seragamnya,

"Wah mana, tetep gak jelas" kataku.
"Mungkin kalo gini baru jelas" lanjutku sambil menyambar satu gelas air es yang memang sedari tadi ada di meja depanku sebagai obat kalau aku haus kala menunggu dia datang tadi. Kemudian menyiramkannya ke arah dada Lina yang sedang memamerkan puting payudaranya.

Kontan seragam di bagian depannya basah kuyup, karena air es yang tersisa masih cukup banyak, karena aku memang tidak begitu lama menunggu Linadatang.

Kini tampak jelas terlihat payudara Linayang berukkuran 34D itu, karena seragamnya yang basah seperti tercetak mengikuti bentuk tubuhnya. Ia tampak terkejut dan hendak berteriak, tapi ia tahan, sepertinya takut penghuni rumahku curiga.

Mengetahui kekhawatirannya, aku segera memberitahu bahwa saat itu keadaan rumahkku sedang kosong, orangtuaku ke luar kota, tapi pembantuku aku bilang sedang tidak ada, (padahal mereka mungkin sedang pacaran).

Jadi aku bilang tinggal kami berdua yang ada di dalam rumah, kontan saja dia langsung hendak memukulku, tapi kuhindari dan berlari ke atas, ke kamarku, dan seperti yang kuduga dia mengejarku.

Aku segera masuk dan menghidupkan handycam, membiarkan alat itu merekam sendiri dengan menaruhnya di tempat yang telah kupersiapkan, yaitu di antara pakaianku yang menggantung di dinding di sebelah pintu, dan mengambil posisi di luar jangkauan kamera. Dan biarkan semuanya terekam dengan sendirinya.

Dan setelah beberapa saat kemudian baru dia masuk, aku tahu Lina pasti tadi mencari-cari kamarku, karena dia lantai dua ini ada 3 kamar, kamarku, kamar kakakku dan kamar tamu.

Ia masih pasang tampang merajuk kemudian aku dipukulnya dengan manja. Kemudian aku kembali menanyakan permintaanku yang kedua, bahwa ia kuminta datang ke rumahku dengan tanpa pakaian dalam sama sekali, dan ia benar datang tanpa mengenakan BH, tapi bagian bawahnya belum terbukti, kalo itu tak dapat dibuktikannya, aku tidak akan mememinjamkan uangku padanya.

"Ayo sekarang buktikan kalo, kamu gak pake celana dalam!" perintahku padanya, "Kalo gak, aku gak bakal pinjemin duit buat kamu". Kataku lagi.

Lina tampak keberatan.. Dan bingung. "Ya udah. Kalo gak bisa buktikan, pinjam duitnya juga batal dong!?" kataku mendesak.Aku tahu itulah senjataku yang tidak bisa dia tolak. Aku terus memintanya untuk memperlihatkan bahwa dia memang benar tidak memakai CD.

"Kalo malu, ya udah gak usah dari deket", kataku sambil berjalan dengan maksud agar Lina menghadap ke kamera yang ada di belakangku tanpa aku menghalagi kamera.

Akhirnya ia pun menyerah, dengan masih menghadap ke arahku dan ke arah kamera tentunya, ia berjalan mundur untuk menjauhiku, sampai di depan lemari pakaian, sehingga ia tidak bisa mundur lagi.

"Ayo tunjukin, nanti aku kasih duit", kataku mengingatkan tujuannya datang ke rumahku.

Kemudian dengan perlahan, tangannya mulai menarik roknya ke atas, tampaklah pahanya yang putih mulus sampai ke atas pusarnya, dan terlihatlah bagian vaginanya yang bersih dan terawat rapi, hanya tampak beberapa bulu halus di sekitarnya.

Aku tadinya mengira akan melihat bulu hitam lebat, seperti milik Widi, tapi ternyata, vagina Lia, tampak bersih, dan terawat, dan sejak saat itulah aku menyukai vagina yang terawat, tidak ditumbuhi bulu lebat.

Melihat aku terbengong alias terkejut, Lina tidak langsung menurunkan rok pendeknya. Dia malah sepertinya bangga melihatku terkagum-kagum akan keindahan daerah v-nya.

"Kamu cantik sekali Lina", kataku terlontar begitu saja dari mulutkku.

Memang harus diakui bahwa sebenernya Lina itu cantik dan sexy, dengan wajahnya yang cantik mirip Dina Lorenza bagiku, dan kulitnya yang putih, makin menambah kecantikannya, ditambah lagi, buah dadanya yang besar dan pantatnya yang berisi, makin menimbulkan kesan sexy.

Memang sebenarnya aku dulu waktu kelas satu, sempat suka padanya, tapi karena aku cenderung pemalu dengan cewek, akhirnya aku hanya sekedar suka, karena kemudian banyak cowok yang jadi pacarnya, dan beredarlah isu bahwa ia itu pecun. 

Dan akhirnya akupun jadian dengan Widi, itupan karena dicomblangi oleh temanku yang ceweknya adalah sobatnya Widi, sampai sekarang. Kini perasan itu hadir lagi, ada sedikit rasa suka di hatiku. Tapi perasaan itu akhirnya kubuang jauh-jauh, Lina kan terkenal pecun, batinku dalam hati.

Setelah tersadar, aku lalu mengelurkan dompetku dan mengeluarkan uang Rp. 50 ribu, dan memberikan kepadanya.

"Ini bonus buat pertunjukan yang tadi" kataku.

Hatiku sebenarnya berharap Lina menolaknya, tapi harapanku ternyata salah, Lina malah mendekat dan mengulurkan tangannya menerima uang pemberianku. Lina pada awalnya menunjukan sedikit perasaan malu, tapi segera sirna digantikan oleh senyumnya yang mengembang di bibirnya yang mungil. Segera ia memasukan uang itu ke dalam saku roknya. Dan kembali pikiranku berkata, "Dasar pecun!"

"OK sekarang kembali ke rencana semula, yaitu sesi pemotretan" kataku pada Lina.
"Sesuai kesepakatan kan? 1 rol berarti 400 ribu, ya kan?!", tanya Linapadaku memastikan.
"Iya, deal!" jawabku.

Kemudian berlangsunglah acara pengambilan foto-foto sexy Lina, yang dengan tanpa diketahuinya adegan itu juga terekam oleh kamera handycam yang tersembunyi di sela-sela baju yang tergantung di dinding dekat pintu yang tertutup.

Saat itu Lina kuminta melepaskan beberapa kancing bajunya untuk menambah kesan sexy, belahan dadanya yang putih dan sexy menimbulkan daya tarik sendiri, kemudian berlajut kuminta Lina untuk melepaskan seluruh kancing bajunya, sehingga kini dari atas sampai bagian perutnya yang rata terlihat dengan jelas.

Lina tampaknya semakin asyik dan tidak malu-malu lagi, jika ia malu maka aku akan berkata, "Aku kan sudah melihat bagian yang terpenting yang kau miliki, kenapa harus malu. Lagian ini hanya untuk jaminan kok!"

Dan kata-kata itu mujarab sekali, Lina pun kemudian tak malu lagi, melakukan pose-pose yang aku minta. Semua pose yang ada di kepalaku sudah aku minta pada Lina untuk melakukanya.

Kini tubuh indahnya benar-benar terekspose secara lebih vulgar, karena kini seragam Lina sudah berganti dengan kaos dalam tipis milikku, tadi sempat kuminta ia melepaskan bajunya dan menggantinya dengan kaos dalam tipis milikku.

Setelah beberapa kali berfoto, kuminta ia membuka kaosnya dan membiarkan bagian atas tubuhnya tidak tertutupi sehelai benang pun, tadinya ia agak malu dan menutupi kedua payudaranya dengan tangannya, tapi setelah kudesak dan kurayu ia mau berpose tanpa menutupi kedua payudaranya.

Sedang roknya kini telah bertambah pendek karena aku gunting 10 cm lebih pendek. Sehingga kini rok itu benar-benar tidak bisa menutupi keindahan tubuh bagian bawahnya, saat ia membungkuk, akan terlihat bagian kewanitaannya menyembul di sela-sela belahan pantatnya yang indah.

Tadinya Lina menolak roknya aku potong, karena takut dimarahi ibunya saat pulang ke rumah nanti, tapi karena aku desak, agar makin sexy kataku, akhirnya dia merelakan rok seragamnya aku potong. Tak terasa, sudah satu roll film aku habiskan untuk mem-fotonya.

"Wah udah satu roll nih," kataku padanya, sambil mengeluarkan dompetku lagi. Karena sesuai janjiku, aku harus membayarnya 400 ribu setiap roll-nya.

Lina pun menerima uang yang aku berikan dan kembali memasukannya ke dalam sakunya.

"Mau tambah lagi nggak?" tanyaku.
"Iya dong, kan belum cukup uangnya!" balasnya sambil senyum.
"Tapi aku gak mau gini terus ah, bosen, aku ingin gaya yang lain, dan lokasi yang lain", kataku lagi.
"Gimana kalo di kolam renang belakang?!" tanyaku.

"Boleh aja, asyik juga sepertinya" jawabnya senang.
"Kalo gitu, mulai saat ini, kamu lepas semua kain yang menempel di badanmu, aku ingin kamu tidak mengenakan seutas benangpun selama berada di lingkungan rumahku ini!!" aku mulai berkata agak keras padanya.

"Dan sejak saat ini, aku yang berkuasa terhadap dirimu, dan kamu harus menuruti semua perkataanku kamu mengerti?!!"
"Kalau kamu mau menuruti semua kemauanku, kamu akan kukasih bonus uang lagi!!"
"Tapi kalo tidak foto-foto ini akan aku sebarkan Lina..!!" kataku lagi sambil memperlihatkan satu roll film yang ada di genggamanku.
"Ayo buka semua pakaianmu!!" kataku sambil menepuk pantatnya yang terbuka dengan agak keras, kerena roknya yang kini sangat pendek itu telah tersingkap.

Tampak ia agak terkejut, dan hampir menangis, mungkin dia kaget melihat perubahan sikapku, yang tadinya lembut kini berubah sedikit kasar padanya.

Kini Lin abenar benar tidak punya pilihan lagi, karena tentunya ia tak ingin foto-fotonya tersebar luas, ia akan malu sekali jika teman-temanya melihat foto-foto itu, walau ia sama sekali tidak telanjang dalam foto foto itu, tapi secara keseluruhan sepertinya tak ada bagian tubuhnya yang tidak dapat dengan jelas terlihat.

Lina terdiam sejenak..

"Ayolah Lina, buka semua pakaianmu, aku tahu, di sekolah kamu terkenal sebagai pecun, aku yakin bukan sekali ini saja kamu bugil di depan laki-laki, sudah pasti kamu sudah seringkali telanjang di depan cowok!" kataku padanya.
"Akui saja?! "Betul kan?!" desakku padanya.

Lina hanya diam.. Dan kemudian mengangguk kecil.

"Nah benar kan kataku, nah mulai sekarang kamu adalah pecunku, dan kamu sekarang harus menuruti semua keinginanku".
"Kalo kamu kuminta datang, segera datang!, pokoknya apapun permintaanku, kamu harus turuti!!".
"Kalau tidak kamu tahu sendiri akibatnya!, kamu mau kan jadi pecunku..?!!" aku berkata padanya dengan nada sedikit keras.

Lina mengangguk..

"Jawab dong, jangan diam aja" kataku lagi.
"Iya, aku mau.." jawabnya kemudian.

Nah mulai saat itu resmilah Lina menjadi pecunku, Tapi yang paling sering adalah, Lina kujadikan objek eksibisiku, seperti juga saat itu.

Kuminta ia menanggalkan roknya, yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Kemudian kuminta ia melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku, sampai malam hari, tapi terlebih dulu, kuminta ia untuk mengabari orang tuanya, bahwa ia akan pulang agak larut malam, untuk belajar di rumah Widi. Sehingga orang tuanya tidak khawatir.

Orang tuanya malah menyarankan, bila terlalu malam, lebih baik Lina menginap saja. Karena memang selama ini Lina sering menginap di rumah temannya, terutama Widi yang sudah ia mereka kenal sejak kecil. Sehingga orang tuanya tidak curiga.

Setelah Lina benar-benar telanjang bulat, kuminta ia turun untuk mengambil tali dan rokok yang tertinggal di meja ruang tamu, dengan tanpa sehelai benangpun Lina turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas setelah mematikan handycamku terlebih dulu setelah Lina keluar dari kamar. Aku ingin ia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuilpun.

Setelah ia kembali ke atas, kuutarakan niatku padanya, bahwa sampai ia pulang nanti malam atau kalau perlu besok (karena hari ini hari Sabtu) ia harus terus bertelanjang bulat, apapun yang terjadi. Lina pun menyanggupi karena merasa sudah kepalang tanggung bahwa aku sudah melihat keindahan tubuhnya secara keseluruhan dan takut akan ancamanku tadi jika tidak menuruti permintaanku. Lagi pula ia merasa hanya kami berdua saja yang ada di rumah kala itu.

Aku hanya diam saja, kala ia berkata begitu, karena memang benar bahwa saat itu memang hanya kami berdua saja yang ada di rumah, tapi aku yakin menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan pulang dari mengunjungi pacar mereka yang juga bekerja sebagai pembantu di sekitar rumahku ini. Dan memang itu sudah ada dalam pikiranku.

Mereka sebenarnya bukan seratus persen pembantu, karena sebenarnya mereka masih ada hubungan saudara dengan ayah dan ibuku, tapi tepatnya adalah saudara jauh, yang hubunganya juga tidak aku fahami benar, saking jauhnya, maka aku memangil mereka dengan sebutan Mas, karena sebetulnya usia mereka paling-paling masih seumuran dengan kakakku.

Mas Slamet ada hubungan saudara dengan keluarga ayahku, sedang Mas Muji ada pertalian saudara dari keluarga ibuku. Mereka hanya membantu kami untuk urusan yang memerlukan tenaga kasar mereka, sedang untuk masak dan bersih-bersih rumah secara umum sudah dikerjakan oleh pembantu perempuan, yang kemudian pulang siang harinya jika pekerjaannya sudah beres. Biasanya mereka menggunakan pintu kecil di halaman belakang untuk keluar masuk rumah.

Maka kuminta Lina berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dan kali ini dengan kamera digitalku. Tampaknya Lina tidak mengerti jika kali ini aku menggunakan kamera digital. Tapi itu tak penting bagiku, karena aku hanya ingin membiasakan Lina telanjang di depan orang yang belum ia kenal.

Seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa lama aku mengambil gambar Lina dengan pose bugilnya yang sexy, tiba-tiba muncullah Mas Slamet dan Mas Muji dari balik tembok. Lina pun berteriak terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tak tertutupi sama sekali, tampak ia shock dan bingung antara menutupi dadanya atau daerah di sekitar lubang kewanitaannya.

Mas Muji dan Mas Slamet pun tadinya juga terkejut, tapi kemudian tampak bersikap biasa, karena tidak mau mengganggu aktivitasku, tapi aku tahu mereka juga pasti sangat terangsang melihat tubuh indah dan sintal milik Lina, yang kini dapat mereka tonton dengan gratis langsung di hadapan mereka tanpa terhalang apapun. Tubuh mulus Lina yang tanpa tertutup oleh apapun kini menjadi santapan liar mata mereka.

Agar suasana kaku yang terjadi diantara mereka mencair, akupun segera memperkenalkan mereka pada Lina."Oh.. Mas Slamet dan Mas Muji sudah datang, Perkenalkan Mas.. Ini Linatemanku, dia tadi ingin berenang, tapi nggak bawa pakaian renang, jadi kusuruh aja berenang tanpa pakaian sekalian!" kataku sekenanya pada Mas Slamet dan Mas Muji.

"Oh.. Lina namanya.., cantik ya! Mirip Dina Lorenza", kata Mas Muji dengan sangat wajar.
"Nama saya Wijianto, biasa di panggil Muji" katanya lagi sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

Lina yang kikuk dan bingung menutupi bagian tubuh tertentu. Kedua tangannya masih menutupi dadanya dan bagian selangkangannya. Lina tidak segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Mas Muji. Maka akupun segera berkata..

"Ayo dong Lia, kenalin ini Mas Muji, dia juga tinggal disini" ujarku pada Lina.

Lina pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Mas Muji.

"Li.. Li.. Lina" ucapnya tersendat karena malu.
"Lina, nama yang cantik dan indah, secantik wajahmu dan seindah tubuhmu" kata Mas Muji tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan Linadengan erat.

Sehingga kini Lina tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang, dengan puting susunya yang tampak mengeras, mungkin karena gugup dan malu.

"Kenalkan juga ini, Mas Slamet, ia juga tinggal di sini seperti saya", kata Mas Muji pada Lina, sambil menuntun tangan Linauntuk menjabat tangan Mas Slamet, yang sudah terlebih dahulu, terjulur.

Dan kembali Lina tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika mendekatkan diri ke arah Mas Slamet untuk berkenalan dan berjabatan tangan. Tampak sangat indah payudara Lina yang bergoyang-goyang ketika Mas Slamet berjabatan tangan dengan berkali kali menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah selama bersalaman.

Dalam hati aku berkata, cerdik juga cara Mas Slamet bersalaman, sehingga tampak Lina tambah malu dibuatnya. Lama juga Mas Slamet bersalaman, sehingga payudara Lina makin bergoyang kencang.

Walaupun mereka statusnya seperti pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat kalo dikatakan sebagai orang kepercayaan keluarga kami, kadang merangkap sebagai supir pribadi dan di saat tertentu jika dibutuhkan bisa dijadikan ajudan jika Papa keluar kota untuk urusan yang lebih bersifat pribadi.

Jadi tak heran jika aku cukup dekat dengan mereka, dan akupun tahu kesukaan mereka, yang suka nonton film porno yang bersifat eksibisi dan humiliated atau mempermalukan pasangan sexnya. Demikian juga aku. Sehingga makin akrab saja hubungan antara kami, walaupun aku tetap menunjukan bahwa aku yang lebih berkuasa dibanding mereka, dan mereka mengakuinya.

"Begini Mas Slamet dan Mas Muji, malam ini Linaakan bermalam disini" kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
"Dan selama di sini, Lina tadi telah meminta padaku agar dia diperbolehkan untuk tidak mengenakan penutup tubuh sedikitpun, Iya kan Lina..?!!", Tanyaku pada Lina, sambil tersenyum dan menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.

Lina yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk.

"Jadi kalian harus menuruti keinginannya dan kalian tidak boleh menjamah tubuhnya, kecuali kuijinkan!" kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
"Jadi kalian juga harus merelakan Lina tidak berpakaian selama tinggal disini. Kalian baru boleh menjamah tubuhnya jika Lina melanggar apa yang kuperintahkan padanya, kalian mengerti!!", Tanyaku sedikit keras, untuk kembali menunjukan pada mereka siapa yang berkuasa di situ.

"Baik Mas". Kata mereka serempak hampir berbarengan.
"Nah sekarang sepertinya Lina ingin berfoto bareng dengan kalian!?" kataku pada mereka
"Iya kan Lina..?!" tanyaku padanya.
Dan Linapun hanya bisa mengangguk, yang disambut sorak gembira Mas Slamet dan Mas Muji.

"Nah selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Lina!" kataku pada mereka. Yang kembali disambut teriakan gembira para pembantuku,Maka tampak kemudian mereka berpose di kiri-kanan Lina yang telanjang bulat, sambil sesekali tangan mereka meremas, membelai, tubuh Lina.

Terutama buah dada dan pantat Lina, bahkan kadang sesekali mereka menjambak rambut Lina yang tergerai ke belakang, sehingga Lina terdongak ke atas sambil meringis kesakitan, sambil membungkukkan badan Lina bagaikan menunggangi Linadari belakang. Itu pose yang aku sukai dari Lina.

Sangatlah kontras kulit tubuh Lina yang putih mulus, dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun Mas Muji dan Mas Slamet tidak telanjang, tapi mereka membuka seluruh kancing baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi dan berotot mereka. Wajah keras mereka makin menimbulkan kesan sangar.

Agar pose mereka menggambarkan mereka sedang memperkosa Lina, aku menyuruh mereka membuka resleting celana mereka, atau membuka bagian atas celana mereka, tanpa menjatuhkannya ke tanah, sehingga makin kontras saja, mereka yang bertubuh gelap tapi masih berpakaian lengkap, sedang Lina yang berkulit putih mulus, bertelanjang bulat.

Agar tampak seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Lina, sengaja aku mengatur agar wajah Lina selalu tampak jelas ke arah kamera, dengan matanya yang seolah melirik Mas Muji yang sedang memperkosanya dari belakang, atau berekspresi sedang melakukan oral pada Mas Slamet yang ada di depannya. 

Sedang wajah Mas Muji atau Mas Slamet sengaja aku samarkan dengan hanya menunjukkan siluet wajah mereka dari samping, kala sedang tertunduk, ataupun menengadah. Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah Lina dari segala arah, tapi wajah, Mas Muji dan Mas Slamet hanya terlihat dari arah samping atau belakang saja.

Setelah bosan dengan adegan memperkosa dan juga hari mulai gelap, kuminta mereka berhenti. Kemudian kuikat kedua tangan Lina ke belakang, tertekuk sebatas siku ke arah berlawanan sedang mulutnya kusumpal dengan sapu tangan dan kuikat lagi dengan tali ke belakang kepalanya, dan kakinya satu sama lain kuikat dengan tali yang terhubung, dengan sisa jarak kira kira 25 cm, sehingga dia tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar.

Kemudian kuminta Lina melakukan exercise dengan berlari mengelilingi kolam yang berukuran 12x5 m sebanyak 60 kali lebih. Bila Lina tampak berjalan kusuruh mereka berdua mencambuk Lina dengan ranting pepohonan yang ada di taman sudut halaman. Linayang tampak kelelahan beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas. 

Dan saat itulah Mas Slamet dan Mas Muji akan mencambuk Lina dengan dedaunan yang mereka pegang, dan seiring dengan itu maka akan terdengar jeritan tertahan dari mulut Lina yang terhalang saputangan. Dan setelah itu maka Lina pun akan berlari kecil kembali. Semua itu kurekam dengan handycam yang kuambil dari kamar.

Setelah itu kuminta Lina masuk ke dalam kolam dengan keadaan masih terikat seperti semula. Kedalaman kolam yang saat itu paling dangkal kira-kira 150 cm, dengan tinggi tubuhnya yang kala itu mungkin hanya 160 cm, dan dengan tangan terikat serta kaki terikat, Lina hanya bisa berjalan di dalam kolam, dan untuk bernapaspun Lina harus menengadahkan kepalanya, karena tinggi air bila ia berdiri saja, hampir menutupi seluruh hidungnya.

Kemudian kami bertiga meninggalkanya di dalam kolam sendirian, dengan tangan dan kaki terikat serta mulut terkunci dan keadaan kolam yang hanya diterangi lampu taman pasti akan membuatnya histeris, aku mengawasinya dari jendela teras belakang. Sambil membaca majalah, sedang Mas Muji dan Mas Slamet kuminta untuk membuatkan minuman hangat dan makan malam bagi kami berempat.

Tapi sebelum kami tinggal sendirian, kami mengatakan pada Lina bahwa kami akan mandi dan membeli makan malam dulu di luar dan baru akan mengangkatnya naik setelah kami kembali lagi 2 jam kemudian, itupun jika jalanan tidak macet. Saat itu tampak Lina meronta di dalam air dan dari mulutnya terdengar suara yang tak jelas, mungkin tidak suka dengan yang kami katakan.

Karena ia tidak ingin ditinggal sendirian di dalam kolam dengan keadan seperti itu. Ia sudah barang tentu ia tidak bisa naik ke permukaan tanah tanpa bantuan orang lain, Handicam tetap kubiarkan merekam keadaannya yang tak berdaya, sulit bergerak dan sulit bernafas.

Kami hanya berjaga-jaga dari kejauhan, tapi sudah barang tentu, Lina tidak mengetahui hal itu, aku hanya mengawasinya dari jauh dengan teropongku.

Malam itu kubiarkan Lina terendam di kolam dengan keadaan yang sagat tidak nyaman seperti itu, kira kira selama dua jam lebih. Dengan hari yang sudah makin malam dan air kolam yang dingin, tentunya akan membuat Lin amenggigil kedinginan.

Dan benar memang saat kujemput Lina untuk kunaikkan dari kolam yang dingin, Lina tampak menggigil, kedinginan, maka langsung kukeringkan tubuhnya yang mungil tapi indah, dengan handuk. Tampak di beberapa bagian tubuhnya mengeriput karena terlalu lama terkena air, tapi ia tetap tampak terlihat cantik.

Saat melihatku muncul saja, tampak bahwa ia sangat gembira, karena itu berarti ia akan diangkat dari air kolam yang dingin itu.

Lina menurut saja ketika kubimbing dia untuk naik, ke pinggir kolam, nampak ia pasrah dengan apa yang akan aku lakukan kepadanya, dan kepasrahannya padaku makin tampak, saat kukeringkan tubuhnya dengan handuk yang kubawa. Kulepaskan ikatan dan sumbatan di mulutnya, sehingga kini ia bisa dengan leluasa berbicara bila ia mau. Tapi ia hanya tersenyum saja ketika aku mengeringkan tubuhnya.

Dengan keadaan yang masih terikat, kukeringkan tubuhnya, kemudian mengajaknya berjalan masuk ke dalam rumah. Dan ia pun menuruti saja kemauanku, tanpa memprotes keadaanya yang masih terikat.

Kepasrahannya itu membuatku jadi merasa sayang padanya, kini hatiku lebih berbicara ketimbang sore tadi di mana otak dan pikiranku masih memvonisnya sebagai pecun. Memang jika mau jujur, rasa tertarikku padanya sejak dulu masih tetap ada. Dan kini saat melihatnya pasrah dan menurut pada apa yang aku katakan, membuatku makin sayang padanya.

Dan akupun yakin bahwa sebenarnya Lina selama ini juga punya rasa yang sama padaku, karena sering kudapati ia melirik dan mencuri pandang ke arahku jika kami bertemu di sekolah. Hanya saja tidak aku gubris, karena predikat pecun yang sering temanku bilang padaku atas dirinya, dan rasa gengsiku tentunya.

Kini hal itu sepertinya menghilang dari pikiranku, melihatnya berjalan di sampingku dengan keadaan bugil dan terikat seperi itu, ditambah lagi dengan sikapnya itu. Makin menimbulkan gejolak di hatiku.
Maka kurangkul dia dengan tangan kiriku, kubelai rambutnya yang masih sedikit basah.

"Lina.. terimakasih atas apa yang telah kamu lakukan hari ini" kataku padanya dengan lembut.
"Aku jadi makin sayang padamu.." kataku lagi, sambil menarik tubuhnya menghadapku, dan kemudian kucium bibirnya dengan lembut.

Saat itu bibirnya masih terasa dingin, tapi lambat laun makin terasa hangat seiring makin hangatnya kami berciuman, bibir lembutnya bagiku rasanya seperti agar-agar.

Kemudian kubimbing ia berjalan menuju rumah dan kemudian kusuruh Slamet mengambilkan minuman susu coklat hangat untuknya agar ia merasa hangat, dan dengan lembut, pelan-pelan kuminumkan segelas susu hangat itu padanya dengan penuh rasa sayang sambil kubelai rambutnya yang lebih sebahu.

Lina pun menurut dan meminumnya dengan lahap, sambil menyeruput segelas susu coklat hangat itu, matanya memandangku, tatapannya bagaikan menusuk hatiku, bagaimana tidak, tatapannya lembut sambil bibirnya membuat sebuah senyuman manis.

"Rie.. Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi selama in sepertinya kamu tidak menghiraukan keberadaanku", ujarnya setelah ia meminum lebih dari setengah gelas.
"Dulu aku sering mencoba untuk menarik perhatianmu, tapi sepertinya semua sia-sia".
"Tapi jika semua ini bisa membuatmu senang, akupun dengan senang hati akan melakukanya untukmu", katanya lagi setelah melihat aku hanya terdiam.

Dan ia pun melanjutkan perkataanya lagi karena aku masih saja terdiam.

"Aku mengerti, mungkin aku nggak akan bisa jadi pacarmu, karena aku pun tahu siapa aku ini, tapi asalkan kamu mau menyisakan sebagian hatimu dan perhatianmu bagiku, aku pun sudah merasa sangat senang".

Sejak saat itulah, aku makin mengerti, bahwa ternyata Lina adalah korban dari keluarga yang tidak harmonis dan butuh kasih sayang, karena orang tuanya jarang ada di rumah, di tambah lagi kini orang tuanya sering bertengkar bila berada di rumah. Oleh karenanya Lina mencari pelarian dengan pergaulanya selama ini sekedar untuk mencari hiburan dan melupakan kepedihan hatinya.

Bukannya aku sok suci, karena mungkin "perbedaan" yang aku rasakan pada diriku ini, adalah akibat perlakuan yang salah pula dari orang tuaku, tapi aku sadar akupun punya peranan besar dalam memperburuk 'perbedaan' ini, karena ternyata aku sangat menikmati 'perbedaan' yang kurasakan ini.

Begitulah, malam itu seperti kesepakatan yang telah dibuat, Lina bermalam di rumahku dengan tetap dalam keadaan tanpa busana sedikitpun dan tetap dalam keadaan terikat tangan dan kakinya, saat makan malam pun Lina kusuapi dari piringku, dan malam itu Lina sudah tidak malu lagi terhadap dua pembantuku, karena apa lagi yang akan membuat ia merasa malu, karena sejak sore tadi ia sudah berada dalam keadaan seperti itu.

Itulah yang membuatku makin merasa sayang padanya, rasa sayang yang berbeda, rasa sayang majikan pada budaknya. Karena malam itu Lin amemang kuperlakukan lebih sebagai budak nafsuku. Malam itu kuminta Lina mengoralku beberapa kali hingga aku menyemprotkan air maniku di mulut dan wajahnya, sebelum akhirnya kami pun tidur.

 Aku tidur di kasur sedang Lina tidur di lantai yang hanya beralaskan tikar tetap dengan keadaan telanjang bulat dan terikat. Aku tahu bahwa ia merasa tersiksa dengan keadaan seperti itu, tapi kelelahannya membuat ia dapat tertidur pulas.


Lina tidur lebih dulu, mungkin karena kelelahan, sedang aku hanya tersenyum melihatnya seperti itu, karena seperti yang telah ia katakan, ia bersedia melakukan apapun yang kuminta asalkan itu membuatku senang. 

Dan iapun hanya tersenyum dan mengangguk saat tadi kukatakan bahwa kini dia adalah pecunku. Kemudian akupun tertidur dengan perasaan senang, bahwa kini aku telah memiliki Lina sebagai pecunku.

Cerita Seks ABG Nikmatin  Kemolekan Tubuh Montok Gara-Gara Uang Sekolah Bisa memuaskan para sobat semua, Baca juga Cerita Sex Selingkuh Aku Horny Dan Gairah Saat Istriku Dientot Dukun Cabul yang menghebohkan dan bikin horny...So Enjoy it.


End by asyik-coi.blogspot.com - Cerita Dewasa sex hot bergambar,Cerita Dewasa Terbaru Bergambar 2016,Cerita Sex bergambar terpanas,cerita selingkuh hot bergambar,Cerita Sex Mei 2016,cerita seks Mei 2016,cerita seks terbaru Mei2016,cerita sex terbaru terpanas,cerita sex 2016 bergambar,cerita dewasa selingkuh bergambar,cerita dewasa terbaru bergambar,cerita sex selingkuh bergambar,cerita seks terbaru terpanas,cerita seks selingkuh bergambar,cerita terpanas bergambar,cerita dewasa bergambar terbaru 2016,cerita sex bergambar april 2016,cerita dewasa bergambar terbaru,cerita sex bergambar terbaru april 2016,cerita dewasa hot bergambar,cerita horny bergambar,cerita dewasa yang bikin horny,cerita sex april 2016,cerita dewasa terbaru Mei 2016,cerita abg hot bergambar,cerita dewasa terbuai

Cerita Sex Selingkuh Aku Horny Dan Gairah Saat Istriku Dientot Dukun Cabul

Cerita Sex Dewasa 2016,Cerita Hot Bergambar,Cersexgam 2016, Cersex Hot Terbaru,Cerita Seru 2016, Cerita Seks selingkuh, Cerita Sex Sedarah Terbaru 2016,Cerita Sex hot bergambar,Cerita Esex,Cerita Dukun Mesum.

Cerita Sex -  Kisah ini terjadi karena kesalahanku. Saat itu, aku mengantarkan istriku di sebuah seminar dua hari di sebuah hotel berbintang dan aku menginap di suatu penginapan di kota itu, untuk menghemat ongkos kamarnya cukup bagus dan kamar yang tersisa hanya kamar double beds. 

Cerita Sex Selingkuh Aku Horny Dan Gairah Saat Istriku Dientot Dukun Cabul
Cerita Sex Selingkuh Aku Horny Dan Gairah Saat Istriku Dientot Dukun Cabul 

Cerita Sex Selingkuh Aku Horny Dan Gairah Saat Istriku Dientot Dukun Cabul 


Istriku ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya dan rencananya seminar itu akan siadakan dua hari dimana dimuali pukul 8 pagi sampai pukul 2 siang. IstrIku yang bahenol saat itu mengenakan blaser kuning berleher rendah sehingga kedua payudara montoknya tampak dari balik blaser kuningnya.

Dan tampak remang remang puting susu istriku di balik blasernya karena saat itu istriku yang sudah berumur 40 tahun memakai BH tipis dan pantat bahenolnya begitu menggoda saat berjalan dengan goyangannya karena istriku memakai rok span elastis hitam walaupun perutnya sudah tak kecil lagi dan memakai sepatu bertumit tinggi. 

Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya.

Sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja. “Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, capai tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku.

“Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh “Biar, selain memijit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya “Bener ?”kataku “Boleh kan, mas? tanya istriku “Kau memang pingin to, dik?” tanyaku “Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam “Boleh, kan?” kata istriku merayu “Kalau kau suka dan senang ?” jawabku.

Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung. “Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku. “Orang memanggil saya, 

Mbah Pairan, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan laki laki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Pairan yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh. 

Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan. Mbah Pairan terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, 

Mbah Pairan cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk. “Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku. “Istri saya, mbah,”kataku “Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya. Belum sempat aku menjawab “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.

“Sudah pijatnya, mas,”kata istriku “Belum, jeng,” Mbah Pairan yang menjawab. “Kenalkan ini istri saya, Mbah Pairan,”kataku. “Bener to, jeng? katanya. “Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya oang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Pairan. 

“Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Pairan yang duduk di pinggir ranjangku. “Saya, Mbah Pairan,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku. “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih. “Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Pairan. “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Pairan langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah.

 Mbah Pairan menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas. “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Pairan “Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus “Nggak Mbah Pairan nggak perlu megang?.”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya. 

Mbah Pairan duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Pairan membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku. 

“Gimana jeng, enak”tanya Mbah Pairan “Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku “Enak kan jeng,” Mbah Pairan bertanya lagi “Ya ?”kata istriku “Ya apanya?”tanya Mbah Pairan “Enak rasanya..”kata istriku “Jeng, Siapa namanya?”tanya Mbah Pairan “Yati, mbah?”jawab istriku.

 “Jeng Yati, tadi enak, kan?tanya Mbah Pairan lagi “Iya, mbah enak,” kata istriku “Kalau ini nggak enak Jeng Yati, tapi nikmat..”kata Mbah Pairan Kulihat Mbah Pairan mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Pairan menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Pairan tengah meremas remas payudara montok istriku. 

“Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blaser nya. “ooh mbbaaaaah Pairanooo ?.”istriku merintih ketika tangan Mbah Pairan semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blaser kuningnya.

 “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Pairan seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blaser nya. “maaas mbaaaah Pairanoooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Pairan sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku.

 Mbah Pairan semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Pairan. “Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Pairan Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.”.

 Istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus. “Ayo mbah haus,” kata Mbah Pairan. istriku membuka tiga kancing blaser nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya. 

“Aku haus Jeng Yati, aku dari tadi capek mijitin kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Pairan sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”, tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Pairan dan Mbah Pairan langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya.

“Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Pairan menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu. 

Mbah Pairan menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Pairan yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Pairan memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Pairan meremas remas payudara kiri istriku. “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Pairan yang mengenakan ikat kepala.

Rupanya sedotan Mbah Pairan pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Pairan langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Pairan dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan.

Begitu ganasnya Mbah Pairan menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Pairan ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Pairan terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Pairan. Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Pairan pada payudara kiri istriku dan Mbah Pairan menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis.

 “Nikmat kan Jeng Yati,”tanya Mbah Pairan Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Pairan di depan selangkangan istriku. Ttangan kanan Mbah Pairan seolah menggosok selangkangan istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Pairan mempermainkan istriku.

 Mbah Pairan membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi “cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar. “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Pairan memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Pairan.

 Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Pairan, kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Pairan, kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak. 

Tangan kanan Mbah Pairan meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini. 

Bungkusan di tangan kanan Mbah Pairan didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Pairan menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Pairan.

 “Lihat Jeng Yati,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba. Mbah Pairan bukannya mengambil benda itu. 

Mbah Pairan malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Pairan meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat. Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.”.

 Tiba ........tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kelentit istriku. “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Pairan kencang. 

Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot kelentit istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu.

Mbah Pairan membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blaser kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya. Mbah Pairan menuntun istriku ke ranjangku.

Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Pairan memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg .

”Pantat bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya. Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung. 

Mbah Pairan tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang. Kulihat benda ulat itu tetap mengulum kelentit istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan.

Mbah Pairan langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Pairan membuka lebar-lebar Akupun merinding aaat ekar ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vagina istriku.

“Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku. Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Pairan dan meremas remas payudara istriku.

Sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku. Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah Pairan, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vagina istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu.

Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Pairan yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku. “Ngngnghhhhhh .. mbaaaaahhh ..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh enaaaaaaaak ?.. xxzzzz  heeeh  mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya.

“Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging.

 Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Pairan yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging, Mbah Pairan langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga anus istriku terlihat.

 Mbah Pairan semakin membuka pantat istriku dan anus istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Pairan menjilati anus istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak, 

“Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu .heeeeghghgh .oooh .. oooh  enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan pantat istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan pantat bahenolnya. 

“Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Pairan menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Pairan maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam anus istriku. 

Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu-sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Pairan dan ulat yang menyumpal liang vaginanya.

 “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai. 

Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya. 

Tiba tiba Mbah Pairan memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah batang kemaluannya yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya.

Dan menarik kedua pangkal paha depan istriku sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang anus istriku menganga kembali dan Mbah Pairan meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang anus istriku.

 Mbah Pairan terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Pairan. Mbah Pairan memegang batang kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Pairan dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku.

Istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang kelentit dan memek istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Pairan perlahan tapi pasti melesak ke lubang anus istriku.

 “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “pantat istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Pairan menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot kelentit istriku bersaamaan sehingga batang kemaluan Mbah Pairan semakin lama semakin dalam di lubang anus istriku. 

Begitu batang kemaluan Mbah Pairan masuk seluruhnya di lubang anus istriku, Mbah Pairan pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang anus istriku dan suara “sleppp slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat. 

Mbah Pairan mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku. “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Pairan semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang vagina istriku dan “Mbaaaaaah Pairanoooooooooo ??.”istriku mengerang lirih.

Kemudian Mbah Pairan menghujam batang kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Pairan menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Pairan menyodok nyodok pantat bahenol istriku.

Karena air manimya muncrat di dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang anus istriku dan rupanya air mani Mbah Pairan keluar dari tekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Pairan yang cukup besar itu. 

Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu. Keduanya pun tertidur karena kelelahan. Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. 

Istriku mengenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin. Mbah Pairan tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, 

Mbah Pairan pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku. Mbah Pairan mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku.

Tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Pairan langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku. Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???”.

 Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Pairan membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Pairan semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vagina istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya. 

Tangan kiri Mbah Pairan mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias. Mbah Pairan kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku.

Dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar: “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. 

Akuuu disetubuhi mbaaah Pairanooo ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengerang dengan hebatnya,pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Pairan secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vagina istriku. 

“Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar.. oooooh . semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh  mekaaaaaar .. ffffff . akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Pairan. Tubuh istriku limbung.

 Mbah Pairan memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun. 

 Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Pairan tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup. “Mbaaaaah aku diboooooooor ???” rintih istriku.

Kulihat Mbah Pairan tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu. “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai orgasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Pairan terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali. 

Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan orgasme ke 4 kalinya, Mbah Pairan menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasme, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.

Ahhhhssshh...Cerita Sex Selingkuh Aku Horny Dan Gairah Saat Istriku Dientot Dukun Cabul jadi bikin Horny kan ? pingin lebih horny lagi baca juga Cerita Dewasa Seks Ngentot Hot Kamasutra Saat Perjalanan Wisata , Dijamin ketagihan dech....

End by asyik-coi.blogspot.com - Cerita Dewasa sex hot bergambar,Cerita Dewasa Terbaru Bergambar 2016,Cerita Sex bergambar terpanas,cerita selingkuh hot bergambar,Cerita Sex Mei 2016,cerita seks april 2016,cerita seks terbaru april 2016,cerita sex terbaru terpanas,cerita sex 2016 bergambar,cerita dewasa selingkuh bergambar,cerita dewasa terbaru bergambar,cerita sex selingkuh bergambar,cerita seks terbaru terpanas,cerita seks selingkuh bergambar,cerita terpanas bergambar,cerita dewasa bergambar terbaru 2016,cerita sex bergambar april 2016,cerita dewasa bergambar terbaru,cerita sex bergambar terbaru april 2016,cerita dewasa hot bergambar,cerita horny bergambar,cerita dewasa yang bikin horny,cerita sex april 2016,cerita dewasa terbaru april 2016,cerita abg hot bergambar,cerita dewasa terbuai.

Arsip Blog