Home » » Cerita Dewasa | Ngentot Dengan Dokter Perawan

Cerita Dewasa | Ngentot Dengan Dokter Perawan

Cerita Dewasa | Ngentot Dengan Dokter Perawan, Saya persembahkan untuk yang suka membaca atau yang belum suka membaca sehingga memancing diri anda agar suka membaca dengan menbaca yang seru-seru atau yang hot-hot. Cerita ini sangat cocok untuk anda yang meningkatkan gairah seks anda. bagi bapak-bapak, om-om atau tante sekalipun yang mulai bosan dengan pasangan masing-masing karena gairah seks sudah pudar. Jangan samapai terjadi perceraian karena gairah seks yang berkurang karena saya membawa cerita ini salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan gairah seks para pembaca yang sudah menikah. bagi yang belum punyapasangan sah, habis membaca langsung pergi kekamar mandinya ya.. hehehehe
Wirausaha
Seperti apa ceritanya menjanjikan gairah seks? simak dan baca ceritanya di bawah ini.

"Ngentot Dengan Dokter Perawan"
Ella adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Sumatera. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika Ella melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua Ella sangat keberatan dan ia mengupayakan agar Ella ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.

Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Ella adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Ella akan menikah dengan Rudi tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Ella dan Rudi telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.

Ella adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya.

Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Rudi yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Rudi adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Ella.

Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Ella dengan diantar ayahnya dan Rudi didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Ella di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Ella resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Rudi pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Ella untuk berhati-hati.

Hari pertama ia bertugas Ella dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Ella menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama Om Galih. Om Galih amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu.

Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Ella untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Ella saat Ella ingin ke desa sebelah. Bagi Ella keberadaan Om Galih ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.

Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Ella telah membuat paka Tanba menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Ella yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Tanba. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Ella merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu Om Galih.

Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru Om Galih mempercepat kendaraannya , secara otomatis Ella memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu Om Galih dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Ella dengan nyata.

Lalu mereka sampai di kediaman Ella yang merupakan juga rumah milik Om Galih. Sesampai didalam rumah, Ella masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang Om Galih ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.

Saat Ella berganti pakaian tadi Om Galih mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Ella seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.

“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Ella,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang Om Galih.
“Baiklah pak…” jawab Ella.
Lalu Ella kedapur dan membuatkan kopi untuk Om Galih.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hanagat?” jawab Ella.
“Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah Ella.

Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Tanba terpaksa nginap di rumah itu. Ella terus menemani paka Tanba ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Om Galih mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Ella.

Ella tak enak hati jika ia meninggalkan Om Galih sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Ella yang mulai ngantuk itu lalu Om Galih menyuruh Ella tidur duluan.

“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”

“Wah saya nggak enak ni pak masa Om Galih saya tinggal.” Ella memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.

Dari tadi Om Galih terus memperhatikan Ella karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Ella dengan tidak menampakkan keinginannya.

Padahal saat itu tanpa di sadari Ella Om Galih telah duduk disamping Ella.

“Bu… Ella.., dingin ya buk..” kata Om Galih.
“Ya pak…,” sahut Ella.. dengan pasti Om Galih, meraih tangan
Ella…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Om Galih.

Ellapun membiarkan Om Galih meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu Om Galih melingkarkan tangannya di bahu Ella dan mengelus balik telinga Ella, padahal itulah daerah sensitif Ella. Kepala Ella lalu rebah di bahu Om Galih dan seperti sepasang kekasih Om Galih terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Ella.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog