Home » » Cerita Seks Pribadi Goyangan Vina Bikin Burungku Ngaceng Sampai Horny

Cerita Seks Pribadi Goyangan Vina Bikin Burungku Ngaceng Sampai Horny

Cerita Sex Dewasa Ngentot Istri Orang Yang Montok - Cerita Sex 2016 Terbaru - Cerita Dewasa Terbaru - Cerita Sex Hot -  Cerita Ngentot - Cerita Seks - Cersex Selingkuh mahasiswa Horny - Cerdas Bertukar Pasangan Sedarah - Cerits Esex ABG - Cersexgam Anak SMK Bugil - Cerita Mesum - 

Cerita Sex - Cerita panas sebelumnya merupakan kisah cerita dewasa terbaru bergambar Cerita Seks Selingkuh Melayani Nafsu Birahi Ibu Mirna Bosku, Nah untuk kali ini ada Cerita Seks Pribadi Goyangan Vina Bikin Burungku Ngaceng  Sampai Horny, Selamat membaca.

Suatu hari aku dipanggil pimpinanku ke dalam ruangannya. Aku menduga-duga apa gerangan sebabnya aku dipanggil mendadak begini.”Duduk, Dik. Tunggu sebentar ya,” katanya sambil meneruskan membaca surat-surat yang masuk hari ini. Setelah selesai membaca satu surat barulah dia menatapku.

Goyangan Vina Bikin Penisku Ngaceng  Sampai Horny

Cerita Seks Pribadi Goyangan Vina Bikin Burungku Ngaceng  Sampai Horny
Cerita Seks Pribadi Goyangan Vina Bikin Burungku Ngaceng  Sampai Horny


”Begini ndra, besok kan hari libur nasional. Dan untuk hari ini apa yang masih harus diselesaikan?” tanyanya. 

Akupun berpikir sejenak sambil mengingat apalagi tugas yang harus kuselesaikan segera hari ini. “Rasa-rasanya sih sudah tidak ada lagi yang mendesak pak, ada beberapa proposal dan rencana kerja yang harus saya buat, tapi hal itu masih bisa ditunda sampai minggu depan. Ada apa Pak?” tanyaku.

“Anu, itu ada tamu dari Kalimantan, namanya Pak  Jamaludin, panggil aja Pak Jay.
"Yah...sebenarnya bukan untuk urusan  kantor kita sih. Hanya kebetulan saja pas dia ada di sini, jadinya sekalian aja. Dia menginap di Bekasi". kata si Bos padaku.

Tadi juga dia telpon katanya minta tolong agar diantarkan surat yang kemarin kamu buat konsepnya untuk dipelajari, tinggal kamu jelaskan aja detailnya. kemudian kamu antar langsung ke sana dan bayar bill hotelnya beliau. Pokoknya Layani sampai selesai semua urusannya, kalau perlu nanti nggak usah kembali ke  kantor kalau belum clear. 

Dan besok kalau beliau kembali. jemput aja pakai mobil  kantor pas kosong, atau pakai taksi aja soalnya ini sangat penting. Untuk urusan uangnya kamu ambil aja di kasir!” katanya sambil memberikan memo kepadaku untuk ambil uang di kasir.

Kemudian aku bergegas ke kasir sambil re-cek di resepsionis, kali aja ada mobil  kantor lagi kosong atau tidak. Eh...ternyata semua mobil lagi dipakai. terpakasa aku naik taksi ke Bekasi. Sesampainya di hotel yang dituju,  segera aku temui Pak Jay, dan menyerahkan berkas yang dimaksud. Setelah dia bertanya banyak hal tentang detail dari berkas tadi, kemudian dia katakan bahwa dia sudah mengerti dengan isinya dan setuju. Hanya ada perbaikan dari segi redaksional saja.

“OK deh, nanti saya kabari. Begini saja, konsep ini saya bawa dulu. dan beberapa perbaikan  nanti menyusul saja. Hanya redaksional saja kok. Isinya saya sudah pahami dan intinya sih saya setuju,” katanya.

“Ohh...begini  pak, pimpinan saya mengatakan bahwa semua bill hotel bapak biar kami yang selesaikan,” kataku.
“Aduh, ga enak jadi merepotkan. Sampaikan terima kasih dan salam untuk pimpinanmu, Pak Is” katanya sambil menyalamiku.
“Iya, Baik Pak nanti saya sampaikan, selamat jalan”.

Dan  kemudian membereskan bill di front office. Tiba-tiba saja ada petugas hotel memanggilku.
“Maaf Pak  Andra ya? Ini Pak Jay mau bicara,” katanya sambil menyerahkan gagang telepon. Kuterima gagang telepon dan dari seberang Pak Jay berkata”Begini, tadi  saya lupa kasih tahu. Kebetulan semua urusan saya selesai hari ini jadi saya bisa pulang siang nanti. Saudara  Andra tunggu sebentar di bawah ya!”

Aku menunggu Pak Jay turun ke lobby. Sebentar kemudian dia sudah datang dan minta dipanggilkan taksi. Kupanggilkan taksi, dia naik dan katanya.
“Terima kasih banyak lho atas semua bantuannya”.
Aku menggangguk dan tersenyum saja. Setelah taksinya pergi, aku berpikir kalau dia jadi pulang, sementara bill sudah dibayar penuh sampai besok, sayang rasanya. Biar aja kuisi kamarnya sampai besok, toh besok juga libur. Akupun lapor ke resepsionis.

“Mbak, Pak Jay sudah check out, saya pakai kamarnya sampai besok. Tapi tolong beresin dulu kamarnya, saya mau jalan dulu sebentar. Boleh kan?” kataku.
“Iya , Boleh pak, silakan saja,” katanya sambil tersenyum.
Akhirnya saya keliling-keliling di Kota Bekasi. Dan nggak ada yang aneh sih. cuma sudah lama saja tidak ke Bekasi. Setelah beberapa lama, kayaknya capek juga rasanya badanku. Aku akhirnya masuk ke sebuah panti pijat tradisional. Siapa tahu dapat massage girl yang oke, setelah dipijat nanti gantian kita yang memijatnya hehehe.

Dan seperti biasa begitu masuk di ruang depan aku dikasih liat beberapa  foto-foto close up yang cantiknya mengalahkan artis. Mbaknya yang jaga mengomentari sambil sekalian promosi. Si A ini pijatannya bagus dan orangnya supel, Sedangkan Si B agak cerewet tapi Lumayan cantik, Kalau Si C hitam manis dan ramah dan lain-lainnya. Kalau aku sih tidak tertarik dengan promosinya. Pilihanku biasanya berdasarkan feelingku saja.

Disaat lihat-lihat foto, ada beberapa wanita yang masuk kriteriaku. Kulihat sekilas, kalau dia massage girl di sini aku pilih dia saja. Kutanya pada yang jaga,
 ” Mbak...Mbak, yang tadi barusan lewat kerja di sini juga?”
“Ya Mas, dia baru minta ijin keluar sebentar tadi. Katanya ada sedikit keperluan,” jawabnya.
“Apa Boleh pijat sama dia Mbak?” tanyaku lagi.
“Ya ....Boleh saja, tapi tarif untuknya agak tinggi sedikit,” katanya sambil tersenyum kemudian menyebutkan rupiah yang harus kusediakan.

Kuiyakan aja semua syaratnya, kemudian dan disuruhnya aku masuk ke kamar VIP, ada AC-nya meskipun agak berisik dan tidak terlalu dingin. Sambil menunggu di dalam kamar, kuamat-amati sekelilingku. ternyata aebuah kamar berukuran 3 X 2 meter dengan sebuah spring bed untuk satu orang dan sebuah meja kecil unik yang di atasnya ada cream pijat dan handuk. Dan pintunya ditutup dengan korden kain sampai ke lantai. Dan segera kulepaskan pakaianku hingga tinggal celana dalam saja. Dan iseng-iseng kubuka laci meja kecil di sampingku. Ada kotak “kondom” yang sudah kosong.

Beberapa saat  kemudian gadis pemijat yang kupesan sudah muncul. lalu kuamati lagi dengan lebih teliti. hmmm...Lumayan. Kulitnya putih, tinggi (untuk ukuran seorang wanita) dengan perawakan seimbang. Ia saat itu mengenakan celana panjang hitam dan kaus putih. BH-nya yang berwarna hitam berenda  nampak jelas membayang di badannya.

“Ehemmm...Selamat siang,” sapanya sambil menutup korden dan mengikatkan pinggirnya pada kaitan di kusen pintu.
“Selamat Siang,” jawabku singkat.
“Maaf silakan berbaring tengkurap Mas, mau diurut atau dipijat saja”.
“Oke punggungku dipijat saja, dan bagian kaki serta  tangan boleh diurut”.

Akupun berbaring di atas spring bed. Ia mulai memijat jari dan telapak kakiku.
“Anda namanya siapa Mbak?” tanyaku.

“Yah...si Mas tanya-tanya nama segala. Mas kerja di Sensus ya?” Jawabnya sambil tersenyum. Meskipun jawabannya begitu tapi dari nada suaranya dia tidak marah.

Pada akhirnya sambil memijat aku tahu namanya,  Vina, berasal dari Lampung. Pijatannya sih sebenarnya tidak terlalu keras. Tapi sepertinya dia pernah belajar tentang anatomi tubuh manusia sehingga pada titik-titik tertentu terasa agak sakit jika dipijat.

“Aduh..uhhhh... Pelan sedikit dong!” teriakku ketika dia memijat bagian betisku.
“Maaf ...Kenapa Mas, Sakit ya? Kalau dipijat sakit berarti ada bagian yang memang tidak beres. Saya coba bagian lain, meskipun pijatannya lebih keras tapi kan nggak sakit”.

Kupikir ada benarnya  juga pendapatnya. Aku sedikit pernah baca tentang pijat refleksi yang membuka simpul syaraf dan melancarkan aliran darah dan  metabolisme tubuh dapat kembali normal. Ia kemudian memijat bagian pahaku.

“Hmmmmhh.. kelihatanya ada urat yang sedikit ketarik Mas. Pasti beberapa hari ini adik kecilnya tidak bisa bangun secara maksimal ya,” katanya.

Memang iya ,beberapa hari ini, entah karena kelelahan bekerja atau sebab lain sehingga pada pagi hari saat bangun tidur adik kecilku kondisinya tidak tegang. Aku juga  tidak terlalu memperhatikan karena pikiran memang lagi fokus untuk menyelesaikan pekerjaan minggu ini. 

Tangannya beberapa kali mulai menyenggol alat kejantananku yang terbungkus celana dalam ku. Tapi herannya aku sama sekali nggak terangsang ya. Kucoba untuk menaikkan pantatku dengan harapan tangannya bisa lebih ke depan lagi, tapi tetap ditekannya lagi pantatku.

“Hmmm Sudahlah, Mas diam saja dulu nanti nggak jadi pijat,” katanya.
Dan kali ini tangannya benar-benar meremas adik kecilku. Tapi sekali lagi aku heran, karena nggak bisa burungku  terangsang. Tangannya kini mulai memijat pinggangku. Ibu jarinya menekan pantatku bagian samping dan jari lainnya memijat-mijat sekitar kandung kemihku.

“Ohh....Penuh.. Beberapa hari pasti tidak dikeluarkan ya Mas? Maklum adiknya juga lagi nggak fit sih,” komentarnya agak ngeres.

Dan lagi-lagi tebakannya benar. Aku tidak tahu dia itu asal tebak atau memang dia ada ilmunya untuk hal-hal seperti itu.

“Hhhahhhh..” kataku ketika ia mulai menekan punggungku, Dan kemudian terus sampai tengkuk.
Akupun mulai merasa rileks dan mengantuk. Enak juga pijatannya ya. Dan kini kakiku diurutnya dengan cream pijat. Sampai di dekat pahaku dia berkata
”Tolong tahan sedikit Mas, mungkin agak sakit memang”. Tangannya dengan kuat mulai mengurut paha bagian dalamku. Terasa sakit sekali.

“Uuuuffpp.. Haahh,” kataku sambil menahan rasa sakit.
Kepalaku segera kubenamkan ke bantal. Setelah kedua belah pahaku diurut terasa ada perbedaan. Kejantananku kayaknya  mulai bereaksi ketika tangannya menyusup ke bawah pahaku. Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar sehingga terasa mengganjal. Aku agak menaikkan pantatku untuk mencari posisi yang rada enak. Kali ini dibiarkannya pantatku naik dan tanganku meluruskan senjataku pada arah jam 12 tepat.

“Coba balik badannya, dadanya mau dipijat nggak mas?”
Dan segera kubalikkan badanku. Kulihat keringat mulai menitik di lehernya. Untung ada AC, meskipun tidak bagus, sedikit menolong.  Vina mengusap-usap dadaku.
“Badanmu bagus juga Mas, dadanya diurut yaa?”
“Nggak usah, cukup tanganku aja deh diurut,” kataku.

Ia segera duduk di sampingku dengan kaki menggantung di samping ranjang. Ketika ia meluruskan dan mengurut tanganku kupegang dadanya. Ahhh ...lumayan besar, tapi agak kendor.
“Tangannya..” katanya mengingatkanku.
Dan tidak berapa lama ia sudah selesai memijat dan mengurut badanku. Aku meregangkan badan. Terasa lebih segar.

“Tunggu sebentar saya ambil air dulu Mas,” ia keluar kamar dan kembali dengan membawa air hangat dan handuk kecil.
Dan dicelupkannya handuk kecil ke dalam air hangat dan dilapnya seluruh tubuhku sampai bekas cream pijat hilang. Kemudian dilap area  badanku sekali lagi dengan handuk yang ada di atas meja kecil. Akupun kembali terangsang ketika dia melap dadaku. Kuperhatikan dia dan kupegang tangannya di atas dadaku. Ia memutar-mutarkan tangannya yang dibalut handuk itu.

“Kamu kenapa Mas,” bisiknya.
“Ini ingin dikeluarin supaya nggak penuh dan meluap terbuang,” kataku berbisik.
Ia segera menggerakkan tangan, kode untuk mengocok penisku.
“emmm...nggak boleh emangnya disini ya? Ini apa sih ?” tanyaku sambil membuka laci meja dan menunjukkan kotak “kondom” yang kosong tadi.

“Ihhh....Mas ini tangannya usil deh. Bukan begitu Mas, si bos lagi ada di sini. Dia kesini seminggu dua kali. Dan dia melarang kami untuk begituan dengan tamu, itu katanya , karena belakangan ini sering ada razia,” jawabnya.

Kami segera diam beberapa saat, tensiku sudah mulai turun.
“Oke..Begini saja Mas, kebetulan saya juga lagi ingin dan Mas sebenarnya sesuai dengan seleraku dan rasanya bisa memuaskanku. Akupun Sekali-sekali ingin juga menikmati kesenangan. Nanti malam saja kita ketemu setelah jam 10 malam, sini sudah tutup kok”.

Kutanya lagi soal berapa tarifnya untuk semalam boking.
“Kamu Jangan salah kira Mas, tidak semua wanita pemijat hanya ingin uang saja loh . Kan sudah kubilang kalau kita nanti bisa take and give. Just for fun aja”.

Busyet..Deh...., Entah benar entah tidak bahasa yang diucapkannya aku tidak peduli. Malam ini aku bisa dapat pemuas nafsuku yang lama  tertahan. Ku kabari lagi nanti setelah selesai kerja kutunggu di hotel tempatku menginap.

Aku segera  kembali ke hotel dan mandi. Sekilas ada keinginanku untuk berswalayan-ria. Tapi kutahan, takut nanti malam jadi kurang greng. Setelah mandi aku kembali jalan di sekitar hotel. Jalan mulai macet, karena jam pulang  kantor sudah lewat. Cuaca agak mendung dan tak lama turun gerimis. Kupercepat langkahku, tapi gerimis sudah mulai lebat. Untung ada sebuah warung tenda. Sekilas kubaca tersedia STMJ,  Cocok nih . 

Boleh juga minuman STMJ, hitung-hitung persiapan nanti malam. Kupesan satu gelas. Kuseruput perlahan. Rasa hangat menjalari tubuhku. Jahenya terlalu pedas, kulirik penjualnya.

“Di sini STMJ-nya asli Mas, Ini alami. Bukan buatan pabrik jamu, melainkan saya buat sendiri. Jahenya memang sengaja agak banyak biar badan jadi sehat dan tidak mudah masuk angin,” katanya seolah membaca pikiranku. Kutunggu minumanku agak dingin. Ternyata ramai juga warung ini. Mungkin juga akibat ramuan Bapak penjualnya yang membuatnya dengan bahan alami.

Kemudian aku kembali ke hotel meskipun dengan pakaian sedikit basah, namun kesegaran pijatan dan STMJ membuatku tidak takut masuk angin. Aku tidak bawa pakaian ganti karena niatnya tidak menginap, hanya melayani tamu  kantorr. Kulepas bajuku dan dengan tetap memakai celana panjang kubaringkan tubuhku ke ranjang yang empuk. Enak juga jadi orang kaya.

Kejadian juga menginap di tempat yang empuk dan berAC. Namun kupikir lagi, ternyata hidup ini enak kalau dijalani dengan senang hati. Orang kaya yang punya jabatan tentu tingkat stressnya lebih tinggi dan belum tentu mereka dapat menikmati semua yang ada padanya. Mungkin cocok juga aku jadi filsuf, pikirku begitu tersadar dari lamunanku.

Dan kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Masih ada waktu tiduran dua jam setelah seharian pikiranku agak capek. Badan sih tidak apa-apa, hanya pikiran yang perlu istirahat nih .
Setengah tertidur aku mendengar ketukan di pintu.
“Tok.. Tok.. Tok..
“Mas  Andra, ini  Vina,” terdengar suara dari luar.

Upssss, aku segera melompat dari ranjang dan membuka pintu. Setelah kubuka pintu aku tertegun sejenak.  Vina tetap memakai kaus yang tadi siang dipakainya dan dibungkus dengan sweater dan celananya sudah ganti dengan jeans. Dan sepatu dengan hak tinggi membuat dia tampak lebih tinggi dan langsing. serta kacamata bening nangkring di hidungnya yang sedang. Wajahnya dihiasi dengan make up tipis. Kalau dilihat sekilas seperti artis Yurike Prastica.

 Vina segera masuk dan melepaskan sweaternya. Aku menutup pintu, menguncinya dan duduk di atas ranjang, lalu ia duduk di sampingku. Saat itu aku masih termangu melihat sekitar, tapi penisku sudah bereaksi lebih cepat dan langsung saja tegak dengan kerasnya.  Vina melihat kebawah, ia sengaja melihat dan meraba, mengusap serta memainkan penisku.

Aku mulai bergairah tetapi hanya diam menunggu aksinya. Kurebahkan tubuhku ke tempat tidur, ia terus memainkan penisku. Dilepasnya kacamata dan diletakkan di meja samping ranjang. Ia berdiri dan melepaskan celana panjangnya. Pahanya yang mulus terpampang di depanku. Kudorong ia dan kupepetkan ke dinding sambil berciuman lembut. Ia mengerang kecil” Ngghngngh..”.

Tangannya membuka celana panjangku dan menariknya ke bawah. Tangannya meremas penisku dan mengeluarkannya dari celana dalamku. Ia bergerak sehingga aku yang dipepetnya di dinding. Dalam posisi setengah jongkok ia mulai mengulum penisku. Penisku semakin lama semakin tegang.

Ia mengkombinasikan permainannya dengan mengocok, menjilat, mengisap dan mengulum penisku. Kupegang erat kepalanya dan kugerakkan maju mundur sehingga mulutnya bergerak mengulum penisku. Tangannya meremas pantatku dan menarik celana dalamku yang mengganggu gerakannya. Kurasakan mulutnya menyedot dengan kuat sampai penisku terasa ngilu.

Kuangkat tubuhnya dan kulucuti celana dalamnya. Kaus tipisnya masih kubiarkan tetap di badannya. Sebuah keindahan tersendiri melihatnya dalam kondisi polos di bagian bawah dan kausnya masih melekat. Belahan payudaranya yang besar membayang di balik kaus tipisnya. Kini aku yang jongkok di depannya dan mulai menjilati dan memainkan clit-nya.

Vaginanya punya bibir luar yang agak melebar. Warnanya kemerahan. Ia terguncang-guncang ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku. Beberapa saat kami dalam posisi begitu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankan ke selangkangannya. Tangan kanannya meremas payudaranya sendiri.

Aku bangkit berdiri dan bermaksud melepas BH-nya. Kucari-cari di punggungnya tetapi tidak kutemukan pengaitnya.
“Di depan.. Buka dari depan,”  Vina berbisik.
Rupanya model BH-nya dengan kancing di depan. Kuremas kedua dadanya dengan lembut. Tanganku sudah menemukan kancing BH-nya. Tidak lama dadanya sudah terbuka. Putingnya yang coklat membayang di balik kausnya. Kugigit dari luar kausnya dan  Vina mengerang.

Penisku di bawah yang sudah berdiri mele Vina garis horizontal mulai mencari sasarannya. Tangannya mengocok penisku lagi dan menggesekkannya pada vaginanya. Kucoba memasukkannya sekarang, namun meleset terus. Kuangkat sebelah kakinya dan kucoba lagi. Tidak tembus juga. Mulutku masih bermain dengan puting di dalam kausnya.

 Vinajuga  kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan kausnya sudah terlempar di sudut kamar. lalu tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan keras namun hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku segera menyusuri bahunya dan melepas tali BH-nya sehingga kini kami dalam keadaan telanjang bulat alias Bugil.

Ini karena sudah gagal berkali-kali mencoba untuk memasukkan penis dalam posisi berdiri, kudorong dia ke arah ranjang dan akhirnya kudorong dia rebah ke ranjang. Saat itu aku juga mulai kepanasan karena gairah yang timbul. Segera aku menerkam dan memeluk  tubuh Vina. Dan perlahan-lahan ia mulai mengikuti permainanku. Segera kutindih tubuhnya dan kuremas pantatnya yang masih padat.

“ Achhhh.........................Andra.. Kumohon please ayo.. Masukkkkk.. Kan!”
Lalu tangannya meraih kejantananku dan mengarahkan ke guanya yang sudah basah. Aku menurut saja dan tanpa kesulitan segera saja kutancapkan penisku dalam-dalam ke dalam liang vaginanya.

Tubuh kami saling bergerak untuk mengimbangi permainan satu dengan lainnya. Aku yang lebih banyak memegang peranan. Dan ia lebih banyak pasrah dan hanya mengimbangi saja. Gerakan demi gerakan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kamipunterkulai  lemas dalam puncak kepuasan yang tidak terkira.

Sesaat  kamipun beristirahat, Dan kami saling melihat keindahan tubuh satu sama lain gairahku mulai bangkit lagi. Akupun memeluknya kembali dan mulai menjilati vaginanya. lalu  kemudian memasukkan penisku yang sudah kembali menegang.

Aku segera menusuk vaginanya, Ploook....plokkk...plokkk..... .. Berulang kali. Ia pun mendesah sambil menarik rambutku. Kamipun saling bergoyang, hingga tempat tidur pun terasa mau runtuh dan berderit-derit. Setelah hampir satu jam dari permainan kami yang kedua kali,  Vina mengejang dan vaginanya terasa lebih lembab dan hangat. Sejenak kuhentikan genjotanku ke memeknya .

Sekarang aku kembali menggenjot vagina  Vina lagi. Kami berdua bergulingan sambil saling berpelukan dalam keadaan merapat. Kuputar badannya sehingga dia dalam posisi pegang kendali di atas. Kini dia yang lebih banyak memainkan peranan. Akhirnya aku hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. Kutarik buah zakarku sehingga penisku seolah-olah memanjang.

“ Vinaaaa, kayaknya aku nggak tahan lagi, aku mau keluar nih”.
Dan akhirnya tak lama kemudian kami mencapai titik puncak. Aku keluar duluan dan tak lama  Vinapun mendapatkan puncaknya dengan menikmati kedutan pada penisku. Setelah itu kami terbaring lemas, dengan  Vina memelukku dengan payudaranya menekan perutku.

“ Vin...... terimakasih untuk saat-saat ini”
“Hmmm nggak usahlah..  Vina juga  yang terimakasih karena,  Vina nggak menyangka kamu sungguh hebat.  Vina nggak nyangka kamu punya tenaga yang besar.  Vina tadi hanya berharap menikmati permainan dengan cepat karena tadi siang pijatanku sudah kuarahkan agar kita bermain dengan cepat”.

Kamipun tertidur berpelukan dan setelah pagi harinya kami bercinta untuk ketiga kalinya, dan ML itu kuakhiri dengan tusukan yang manis, kami juga saling membersihkan badan dan pulang. Kuantar ia sampai di depan gang rumahnya.

Dan beberapa hari kemudian kucari dia di tempat kerjanya, tidak kudapati lagi dirinya. Kata Mbak yang jaga di depan dia pulang kampung dan tidak akan kembali lagi. Ditawarkan temannya yang lain untuk memijatku, tapi  aku tidak berminat dan langsung balik kanan, back to Jakarta again.

End by asyik-coi.blogspot.com - Cerita Dewasa sex hot bergambar,Cerita Dewasa Terbaru Bergambar 2016,Cerita Sex bergambar terpanas,cerita selingkuh hot bergambar,Cerita Sex Mei 2016,cerita seks Mei 2016,cerita seks terbaru Mei2016,cerita sex terbaru terpanas,cerita sex 2016 bergambar,cerita dewasa selingkuh bergambar,cerita dewasa terbaru bergambar,cerita sex selingkuh bergambar,cerita seks terbaru terpanas,cerita seks selingkuh bergambar,cerita terpanas bergambar,cerita dewasa bergambar terbaru 2016,cerita sex bergambar april 2016,cerita dewasa bergambar terbaru,cerita sex bergambar terbaru april 2016,cerita dewasa hot bergambar,cerita horny bergambar,cerita dewasa yang bikin horny,cerita sex april 2016,cerita dewasa terbaru Mei 2016,cerita abg hot bergambar,cerita dewasa terbuai. 

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog