Home » » Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter

Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter

Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter I Melamar Bekerja - Aku, sebut saja Narti, kerja sebagai baby sitter, sekali lagi baby SITTER, karena entah kenapa masih ada saja yang menyebutnya baby ‘sister’ di sebuah keluarga kaya dan terhormat di Jakarta, sebut saja keluarga Pak Anton. Aku dilahirkan di sebuah kota di Jawa Timur. Seperti perempuan Jawa pada umumnya Aku berkulit sawo matang dan ada yang manis di roman mukaku. Tinggi tubuhku sedang-sedang saja, 163 cm dan berat tubuhku 54 kg, suatu proporsi yang cukup ideal, kata Mas Adi. Tapi Aku bilang ideal kalau bobotku 52.

“Engga” katanya lagi. Aku diminta mempertahankan bobotku segitu, karena

“Yang 2 kilo itu ada di dadamu, dan Aku menyukainya” sergah Mas Adi.

“Jadi jangan diturunkan lagi bobotmu” lanjutnya lagi.

“Sialan …” protesku. Terus terang Aku menyukai pujian Mas Adi pada dadaku.

Aku baru menyadari bahwa Aku punya keistimewaan pada buah kembarku juga dari Mas Adi, walaupun banyak temanku seasrama dulu yang sering bilang. Pantas saja mata lelaki yang berpapasan denganku selalu tertuju ke sini setelah sekejap memandang mukaku. Apalagi sewaktu Aku berenang. Risih juga dipelototin terus dadaku (sejujurnya, kadang juga ada rasa bangga …). Oh iya, untuk menjaga bentuk tubuhku, Aku tiap hari Minggu pagi berenang ke kolam renang di Hotel M, tempat terdekat dengan rumah majikanku. Ditambah dengan push-up 3 kali seminggu di kamarku, tak banyak hanya 10 -15 kali. Tapi asal dilakukan dengan rutin cukup memperkuat otot-otot di dada. Itu semua Aku lakukan untuk Mas Adi tercinta.

Kisah Baby SitterMas Adi memang lelaki pertama yang mengisi hatiku, mudah-mudahan juga yang terakhir. Bagi Mas Adi Aku adalah pacar yang ketiga. Perkenalanku dengan Mas Adi ketika Aku masih bekerja di rumah sakit swasta di Jakarta Selatan. Setamat sekolah keperawatan (setingkat SLA) di Jawa Timur Aku merantau ke Jakarta cari kerja. Dia sedang menunggui sepupu perempuannya yang opname di situ. Mas Adi kerja di sebuah lembaga pendidikan komputer sebagai instruktur. Dia juga kerja sambilan (part timer) sebagai programmer di beberapa software house. Dia numpang tinggal di rumah pamannya, sedangkan Aku kost di rumah sederhana. Pada awalnya hanya teman biasa dan tak ada perasaan apapun terhadapnya. Dia begitu penuh perhatian terhadapku dan amat menyayangiku. Tak ganteng dan tak jelek amat, dia jujur dan terbuka, satunya kata dan perbuatan. Inilah yang membuat Aku jatuh cinta.

Setelah pernyataan cinta kami (‘jadian’ kata ABG), cara pacaran kami sebatas ciuman dan raba-raba. Itu kami lakukan hampir setiap minggu selama setengah tahun. Tempatnya bisa di gedung bioskop, di kegelapan taman, atau di beranda kamar kost-ku. Sesekali kalau situasi tempat kost memungkinkan, kami bermesraan di kamarku masih sebatas ciuman dan raba-raba dengan sedikit kemajuan, Aku amat menikmati cara Mas Adi “mengerjai” kedua buah dadaku. Dengan penuh perasaan, kasih sayang, dan hati-hati seolah daging kembarku itu mudah pecah, tapi membuatku serasa melayang-layang. Mas Adi tak pernah minta lebih dari itu, meskipun Aku tahu dia juga sudah sedemikian ‘tinggi’.

“Untuk nanti di malam pengantin kita” bisiknya. Aku terharu mendengarnya. Paling jauh, kalau dia sudah tak tahan lagi Aku diminta memainkan penisnya dengan tanganku sampai ejakulasi. Bahkan pernah suatu malam Minggu kami begitu intensif-nya bermesraan, Mas Adi telah menelanjangi dirinya sampai bulat, Aku tinggal CD saja, Aku sudah demikian ‘megap-megap’, di bawah sana sudah terasa lembab, sampai mataku berair. Aku mengharapkan Mas Adi segera membuka CDku lalu penisnya yang tegak mengacung keras itu segera mengisi kelembaban di selangkanganku, tapi dia tak melakukan apa yang kuharapkan. Dia hanya menindihku, menggosok-gosokkan penisnya di CDku sambil mengeksplorasi buah dadaku. Mas Adi bisa sampai ‘tuntas’ dengan tumpah di perutku, tapi Aku ? Gelisah ! Sesuatu yang tak sampai, menggantung. Sungguh tak enak.

Aku terus gerak-gerakkan tubuhku dengan gelisah, selangkangan kugosokkan ke tubuhnya. Kucengkeram pantat Mas Adi dan kugeser- geserkan penisnya yang mulai menurun ke CDku. Tak menjadi lebih baik, tak meredakan nafsuku yang telah memuncak, tak mengisi kekosonganku. Penisnya tak menyentuh langsung ke selangkanganku, masih ada penghalang yang harus dihilangkan. Kulepaskan tubuhku dari tindihan Mas Adi, lalu dengan nekatnya Aku melepas CDku. Aku tak malu-malu lagi berbugil di depan kekasihku ini.

Mas Adi kaget luar biasa, sampai melongo, tapi matanya tak lepas dari bagian tubuhku yang baru saja terbuka. Bagian tubuh yang baru kali ini Aku buka di depan lelaki. Kutarik tubuh Mas Adi untuk kembali menindihku, supaya dia tak melongo terus memandangi milikku. Tubuhnya kembali bergoyang, penisnya kini menggeseki permukaan liang vaginaku secara langsung, tak ada penghalang lagi. Tapi penis itu mulai menyurut….

Mas Adi tahu kegelisahanku, lalu tindakan berikutnya ganti mengejutkanku. Pahaku dibentangnya lebar-lebar kemudian kepalanya menunduk. Ha …? Apa yang akan dilakukannya ? Tanganku refleks bergerak menutupi milikku.
“Dik … tak apa-apa, ini aman kok …” katanya sambil menyingkirkan telapak tanganku dari sana. Lalu detik-detik berikutnya kurasakan nikmatnya di bawah sana. Lidah Mas Adi ternyata yang melakukannya. Lidah itu menyapu-nyapu seluruh permukaan selangkanganku. Tak itu saja. Aku dibuatnya terbang oleh Mas Adi dengan permainan lidah dan bibirnya di clit-ku ….

Kurang lebih setahun kami melewatkan masa-masa bermesraan dengan cara seperti itu. Cara yang dapat memuaskan kami berdua, tanpa Aku harus kehilangan keperawanan, tanpa penetrasi sama sekali.

Cerita lengkapnya http://artseks.com/cerita-dewasa-kisah-baby-sitter-i-melamar-bekerja/

Baca juga cerita seri lainnya dari kisah baby sitter di

  • Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter II – Perawanku Telah Diambil – Tumpah di perutku lagi, hari Minggu pagi ini. Bukan di ruang tengah rumah keluarga Anton, tapi di ruang tengah rumah paman Mas Adi. Aku masih rebah telanjang dengan posisi terlentang, bahkan kakikupun masih terkangkang. Aku kelelahan setelah tadi … [Cerita Selanjutnya…]
  • Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter III – Majikan Sialan – Pagi tadi Aku sungguh nervous. Betapa tidak. Sebelum Pak Anton berangkat kantor, dia ingin menggendong Putri dan mengambilnya dari gendonganku. Entah sengaja atau tidak, lengan Pak Anton sempat menekan dadaku sewaktu dia meraih Putri dari gendonganku. Tekanan lengannya … [Cerita Selanjutnya…]
  • Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter IV – Majikan dan Anaknya Sama – Sama Saja – Penantianku berujung juga, akhirnya. Mas Adi nelepon liburan besok mau ke Jakarta. Wah … betapa gembiranya Aku, sampai-sampai mataku basah. Minggu pagi Aku mau dijemput. Tiba saatnya pagi-pagi Aku membereskan Putri dulu sebelum … [Cerita Selanjutnya…]
  • Cerita Dewasa Kisah Baby Sitter V – Mengajari Anak Kecil & Perang Suami Istri – Esok harinya, Sabtu, Ricky jadi murung dan pendiam, tak seperti biasanya yang lincah. Dia menghindar setiap kutatap matanya. Tak lagi bermanja- manja ke pangkuanku. Bahkan kalau tak dipaksa … [Cerita Selanjutnya…]

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog