Home » , , , » Nikmatnya Teman Sendiri

Nikmatnya Teman Sendiri



            Daerah yang dingin ini merupakan tempat aku sekarang bekerja, karena panggilan yang mendadak akupun harus segera mencari tempat tinggal yang tidak begitu jauh dari tempat ku bekerja. Roni nama asliku, sudah hampir satu bulan ini aku pindah kota, walaupun masih buta akan jalan dan daerahku sekarang, setelah aku mendapatkan tempat tinggal sementara akupun berusaha bergaul dengan orang sekitar, jalan demi jalan aku hapalkan. Penjaga warkop, tukang ojek di pengkolan, penjual warung nasi di sebelah dan beberapa yang sering kusapa akhirnya berkenal dekat denganku.
            Hujan deras dari sore tadi membuat ku sedikit kedinginan di dalam kamar, berniat keluar untuk mencari minuman hangat, akupun segera mengambil payung dan melangkah menuju warkop di pudunan jalan. Sampai disana hanya ada si bapa penjaga yang biasa sendiri, setelah memesan akupun bersantai sejanak sambil memainkan hp yang ku bawa di saku celanaku, twit demi twit dan inbox di fb aku balas satu persatu. Karena aku pria bisex sudah wajar sepertinya aku memiliki 2 akun yang bebeda pada setiap situs sosial.
            Tak lama dari ku membalas semuanya, masuklah seorang pria bertubuh besar yang kehujanan dan basah kuyup, sambil menggigil dia memesan sama seperti diriku kepada bapa penjaga warung kopi yang sedang asik menonton tv, ku perhatikan sejenak sepertinya dia orang baru di daerah ini. Karena akupun merasa kesepian pada saat pertama kali ke daerah ini, akupun berniat mengajak menyapa dan ngobrol kepadanya. Ternyata benar dugaanku, pria asal bali ini sedang mencari kerja karena di tepat yang dulu dia di pecat dengan alasan yang tidak masuk akal.
            Sedikit menyedihkan dengan cerita yang kudengar dari dia, pria ini tidak hanya di keluarkan dari tempat kerjanya, ditinggalkan oleh istinya dan di campakan keluarganya itu adalah semua hal yang sedang dialaminya, dengan modal pas-pasan dia berniat untuk mencari dan merubah dirinya dari awal. Setelah minuman ku habis, ku ajak dia untuk menginap di kamarku, ya itung-itung menemaniku. Diapun menerima ajakanku, setelah membayar semua minuman akupun segera mengambil payung dan kami keluar menuju kostanku. Di perjalanan ku dari warung tadi sampai ke kostaku, aku cukup dekat dengan pria yang baru ku kenal ini, karena hujan yang cukup deras dan payung kami hanya satu, aku bisa memperhatikan pria diasampingku ini, entah apa yang membuat diriku seakan ingin memeluknya, jiwa yang tanpa rasa gini menjadi birahi, bulu bulu tipis di pipinya dan kumis yang membuat seakan dia terlihat dewasa membuat diriku menjadi salah tingkah. Dengan model rambut satu centi dan kulit sawo matang membuat pikiranku semakin berhasrat kepada pria berperawakan cukup besar ini.
            Sampailah di depan gerbang, kamipun melangkah menuju kamarku di lantai 2, di lantai ini baru terisi 3 kamar dengan jeda 1-2 kamar kosong. Ku buka kunci dan segera kuambil handuk, semenrara dia masih aga malu dan terdiap di depan pintu kamarku, ku tarik tanganya yang basah itu agar masuk kedalam, akupun merasakan bulu tangan yang begitu lebat, seakan aku diberi bonus oleh kesempatan ini, akupun segera mempersilahkan dia untuk membersihkan diri di kamar mandi terlebih dahulu, setelah dia masuk dan menyimpan barang bawaanya di dalam lemari, sedikit pikiran nakalku muncul secara tiba-tiba, ingin rasanya melihat badanya yang besar itu bugil di mataku untuk dapat ku nikmati
            Setelah terdengar dia sedang mandi, akupun segera berusaha melihat apa yang ada di dalam kamar mandiku saat itu, lubang kunci yang kecil seakan membuat diriku semakin penasaran dan ingin terus melihat kedalam, badan yang gempal padat dan berisi itu sedang di basahi air dan di lumuri sabun dari tangan pria yang ku kenal dari bali ini, dadanya yang lapang tanganya yang berotot dan kaki yang kuat seakan membayar keinginaku, tapi dari semua yang kulihat satu yang menyita perhatiaku, batang kontol yang lemas dan berukuran cukup besar membuat lidah ini tidak mau diam, serentak dengan birahi dan napsuku yang keluar, hidup pula kontolku yang sudah mulai menegang ini. Sungguh pemandangan yang indah dan tidak ingin kulewati.
            Dengan keadaan ku masih mengintip dan penuh napsu, akupun segera mengontrolnya, malu dan takut akan ketahuan olehnya, segera ku kembali keatas kasur dan mengunci kamarku, kunyalakan tv dan aku mulai bersantai, taklama pria yang bernama Anton itu keluar dan datang kehadapanku, dengan hanya menggunakan handuk yang ku berikan, jelas ku lihat badan yang kekar dan sexy serta raut muka yang dewasa membuat aku seakan terdiam sejenak dengan pemandangan ini. Segera dia mengambil celana dan baju di tas yang ada di dalam lemari itu. Masih dalam keadaan ku menikmati setiap detail badanya, dia segera membelakangi ku dan membuka handuk putih yang di kenakanya, lekuk badan dan garis pantat serta bulu-bulu di pahanya itu membuat tangaku tidak tahan untuk menyentuh dan mencengkramnya.
            Kusuruh untuk bersantai di sampingku, setelah dia menaruh handuk di tempatnya kembali, akhinya dia duduk di sampingku, dengan seyum dia bertrima kasih, karena diriku sudah mau menerima di kost ini dan berperilaku ramah kepadanya, rasanya dia berhutang budi kepadaku, ku bantah semua perkataan itu, karena aku meraskan bagaimana keadaan dia sekarang, akhinya kita bersantai dengan di temani rokok dan acara di tv, ku suruh dia untuk tidur di sisiku, malam menunjukan pukul 10 lebih, tersadar ku melihanya ternyata dia sudah tertidur pulas, mungkin karena kecapean seharian berjalan, akhinya segera ku matikan tv dan lampu kamar.
            Selimut yang hanya ada satu inipun aku bagi berdua bersamanya, tapi mata dan pikiranku sedang menginginkan sesuatu darinya, kulihat dia sedang telentang dengan posisi kedua tangan dibelakang kepala, kuliat jiplakan badanya yang sexy dan kuat itu, diriku yakin dia rajin berolah raga, kulit yang kencang dan urat yang keras semakin  membuat diriku tau kebiasaan dia waktu dulu. Kuposisikan badan menuju kasur dengan kepala melihat mukanya, perhatian demi perhatian tertuju kepada pria bali ini. Apakah ini kesempatan bagiku, napsu yang sudah pudar itu kembali menguasai diriku, bagaiaman caraku untuk menikmati ke elokan tubuh temanku ini, karena cuaca yang dingin diluar aku berpura-pura untuk memeluk badanya dengan tangan kananku, ku tutup mata segera agar dia mengiraku sedang tertidur, tapi apa yang kuterima, ternyata dia hanya diam saja tanpa reaksi apapun dari ulahku.
            Karena posisi tanganku sedang berada tidak jaug dari ketiaknya, kurasakan bulu tipis dan lekukanya begitu nikmat, napas yang keluar dan aroma kas pria dari hidung dan ketiak yang ku cium saat itu seakan aku semakin ingin menyantap tubuhnya, semakin kudekatkan badan ku walau saat itu hati sangat takut dan malu, akupun akhinya bisa memeluknya dengan erat tubuh besar dan kuat ini, pikiranku yang terus terbayang-bayang bercinta denganya ini membuatku tidak sadarkan diri, ternyata dia sudah terbangun dari tidurnya dan sedang memperhatikan mukaku dan ulahku kepada tubuhnya.
            Akhinya ku membuka mata dan melihat mukanya, betapa kaget dan sungguh malu sekali saat itu dan segera ku lepaskan genggamanku dari badanya, dengan berusaha ku terseyum kepadanya, diapun membalas senyumanku itu, tanganya yang kuat segera mengambil badanku dan memeluknya dengan erat, perasaan aneh dan kaget serta takut saat itu terbayar sudah dengan apa yang dialakukanya kepadaku, mulutnya yang basah mencium dan menghisap lidahku, aku rasakan begitu nikmat, lidah dan liurnya yang masuk kedalam mulutku kini membuat aku birahi dan hanya bisa terdiam serta mulai menikmati awal permainanya, ternyata berawal dari keberanianku akhinya aku mendapatkan apa yang ku inginkan dari tadi.
            Dengan posisi masih dia atas kasur, dia dengan lahap dan napsu menciumiku, tidak hanya bibir dan lidah terlinga dan pundaku kini basah oleh perbuatan lidahnya. Sementara tangnya mulai masuk ke dalam celanaku dan meraih pantatku, aku sudah pasrah akan napsu temanku. Dia menyuruhku untuk membuka semua yang kukenakan tanpa satupun, dengan posisiku berdiri, segera lidahnya mencium dan menjilati pantatku, di tarik kedua kakiku dan dibungkukanya badanku, kini lubang duburku menjadi sasarnya, desanku yang keluar mambuat raut muka yang penuh napsu itu semakin liar membasahi dan menjamah pantatku, kontolku yang menegang dan sudah keras ini pun menjadi bahan kocokan tanganya, tepian duburku dan pantaku yang dia hisap terus menerus, seakan membuat diriku tidak bisa menolak kenikmatan yang menghampiriku.
            Masih kunikmati sapuan demi sapuan lidahnya, kini dia memintakuu untuk berbalik, kontolku dihisap dan di telan masuk semua kedalam kerongkonganya, sungguh beruntung nasibku, napsu dan birahi ini bisa aku lampiaskan kepada pria yang sedang melayani ku saat ini, sambil dia berusaha membuka pakaianya, jemarinyapun diamainkan di dadaku, puting dan dadaku kini jadi bahan pelampisanya, semakin saja birahiku memuncak sehingga cairan napsu pun keluar dari lubang kontolku dan tercampur oleh air liurnya, walau masih dalam mulutnya yang haus akan batangku, kurasakan dia menghisap terus dan menelan apa yang baru ku keluarkan, lidah gigi dan ruang mulutnya seakan memanjakan kontolku yang menegang ini, akhinya kini kita berdua telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun.
            Badanya yang kekar di telentangkan di atas kasur, seakan dia meminta pembalasan dari ulahnya kepadaku tadi, tak lama akupun segera memanjakan lidahku di dadanya, dada yang kuat dan berotot itu gini ku penuhi dengan air liur sendiri yang keluar trus dari sapuan lidahku, kontolnya yang menegang keras dan membersar itu takluput dari tanganku yang sudah gatal ingin memainkanya, ku pengan semua bagian demi bagian tubuhnya dengan napsu ini, desahan kini keluar dari mulutnya, jelas dia menikmati semua yang kulakukan kepadanya, hingga gini lidahku mendarat di perutnya yang sedikit gempal ini, ku cium dan ku jilati dengan lidah ini, sampai dengan bulu kemaluan yang habis tak tersisa oleh mulutku, batang itu kini sudah di dalam mulutku dengan posisi ku memaju mundurkan kepalaku, kedua tangannya kini menarik dan mencelupkan kepalaku kedalam kontolnya, aroma kemaluan dan urat yang keras itu semakin ku rasakan di tiap tiap bagian mulutku, buah zakar dan pahanyapun tak lepas dari incaranku.
            Segera dia beranjak dan mengambil dompetnya yang berada di saku celana yang tergantung di kamarku, aku tau dia akan mengambil alat pengaman, syukurlah jika itu terjadi, walau bagaimanapun dalam hubungan alangkah baiknya jika kita bersikap aman. Kuraih dan ku pasang kondom itu ke dalam kontolnya, seakan dia masih ingin merasakan mulutku untuk menghisap batangnya kembali, tanpa perintah segera kontol yang sudah terpasang kondom itu kini ku mainkan kembali di dalam mulutku bersama lidahku yang terus menerus menjilati urat dan kepala kontolnya yang sudah berdenyut-denyut, tanganya kini mendorong ku hingga diriku tertidur diatas kasur itu, kakiku diangkanya dan diaganjalnya punggungku oleh bantal yang dia ambil di sampingnya. Perlahan kontol besar itu dimasukan kedalam anusku, kurasakan mulai dari kepala batang hingga gini masuk semua kontolnya di dalam lubangku, sedikit rasa pedih dan sakit ku rasakan saat itu.Aku menahan dan berusaha untuk menikmatinya.
            Dengan menyakinkan diriku sudah merasa nyaman, segera dia memelukku erat sambil mecium bibirku dan menghisap lidahku yang terbuka ini, segera dia gesekan maju mundur badanya seiring dengan kontolnya yang terus menyodomi lubang pantatku, desahan kita bedua karena kenikmayan yang terus menerus membuat badan kita penuh akan keringat, kontolnya yang besar itu kini masuk dan keluar dengan cepat di dalam pantatku, urat urat dan rasa hangat begitu terasa di duburku,  nikmat dan birahi yang penuh akan napsu ini seakan membuat diriku dan dirinya tidak dapat menahan semua rasa ini. Lidahnya yang meraih telingaku sementara diriku yang meraih pantatnya oleh kedua tanganku untuk terus meminkan kontolnya di lubangku membuat aku sudah tidak ingat apa apa, dan hanya merasa akan terpenuhi hasrat dariku oleh perbuatan temanku ini.
            Kini dia membuat diriku untuk duduk di pangkuanya, sambil ku masukan kontol kedalam lubangnya, giliranku sekarang untuk memanjakan kontolnya oleh lubangku, ku naik dan turunkan pantatku sambil terus saling berpelukan dan saling menciumi bibir masing masing, ku rasakan begitu nikmat dan puas, segera dia menarik badanya dan badanku yang masih tertancap pada kontolnya, kini dia menahan tubuhnya ke dinding tembok kamarku, sementara aku masih menikmati kontolnya di dalam pantatku, dia segera memberitahukan bahwa pejunya yang mau keluar sudah tidak bisa di bendung lagi, segera ku lepas dari isapan duburku, kini kondom yang dikenakan sudah tidak menepel lagi di kontolnya, dengan jemariku yang meraih dada dan pentilnya yang keras, ku hisap kembali kontolnya yang sudah ingin mengeluarkan aliran peju itu, benar nyatanya tak lama dari mulutku bermain dengan kontolnya ku rasakan derasnya cairan peju yang keluar dan kini memenuhi mulutku, aku tidak terbiasa akan menelanya. Tapi muncratan akan peju yang hangat dan berwarna putih itu membasahi badanku dan masuk kemulutku berkali-kali.
            Dengan desaha yang terus keluar karena napsu dan birahinya yang sudah tercapai melalui peju yang ada di mulutku ini sekarang, dia segera memintaku untuk mengeluarkanya di kedua tanganya, cairan peju yang kental dan air liurku sekarang dia lumuri di kontolku yang tegang dan sudah ingin merasakan sama dengan temanku ini, dengan muka yang masih birahi dia segera mengocok dan memaikan jari tanganya di duburku, 3 jari tangan kini masuk kedalam duburku yang sebelunya teroleskan air penju miliknya dan air lirku, seakan membuat diriku sudah tidak kuasa lagi, kini dengan mulutku yang membritahukan dia bahwa aku sudah mau mencapai kelimak, segera dia menarik tanganya yang tadi secara terus menerus mengocok kontolku, mulutnya segera menghampiri dan menghisap habis kontolku yang berujung dengan keluarnya cairan putih hangat sama seperti milik dirinya, seiring desanku ku karena kenikmatan yang benar benar tidak bisa terbayar oleh apapun, masih dalam keadaan jari di dalam duburku, kini dia menelan habis semua yang aku keluarkan tanpa menyisakan sedikitpun.

            Raut muka yang senang dan puas akan hubungan ini jelas nampak di muka kita masing-masing, hingga akhinya kami saling berpeluk erat dan dia menciumi ku dari leher hingga bibirku yang terus mendesah oleh kenikmatan yang baru aku rasakan. Sampai diujung kita lemas berdua di atas kasur, karena keringat dan udara menjadi panas, kamipun berdua segera menuju kamar mandi untuk saling membersihkan diri.
            Akhir dari semua yang kualami dengan dia, ternyata Anton menjadi patnerku bersenggama selama aku di kota itu, hampir dua kali seminggu aku melakukan hubungan terlarang ini bersama dia, karena kini dia sudah mendapat pekerjaan yang merasa cukup untuk dirinya, akupun segera kembali ke kota asaku karena masa kerjaku sudah habis. Setiap bulan kita sering bertemu entah dia menuju rumahku di kota ini atau diriku yang menyempatkan datang ke kota diaman dia tinggal sekarang, walau tidak ada hubungan antara kami yang serius, aku Roni dan dia Anton menjadi sahabat yang kini masih saling berhubungan hingga cerita ini ku kirim kepada temanku.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog