Home » » Pendidikan Seks Bagian 2

Pendidikan Seks Bagian 2

Jack mulai membuka kancing-kancing gaun ku, dan dengan hati-hati menyelipkan tangannya ke dalam, dengan lugu dan sangat-sangat lembut dia meraba dan meremas payudara ku melalui bra ku.

"Nah seperti yang kau lihat, nyonya-nyonya itu tidak jauh berbeda dengan gadis-gadis remaja, mereka memiliki hal-hal yang sama. Apa payudara ku terasa sama seperti payudara Chris?"

"Well, hampir mirip, tapi lebih lembut."

"Apa kau pernah merasakan di dalam bra nya?"

"Belum, dia bilang kami tidak boleh."

"Hermmm... Itu berarti kau mencobanya!"

"Tapi aku tidak... Dia mengatakan kami tidak boleh."

"Mengapa dia mengatakan kau tidak boleh masuk ke dalam bra nya?"

"Dia mengatakan kalau itu kasar dan kami mungkin akan mendapat masalah jika dia membolehkan ku."

"Kenapa kau ingin melakukannya?"

"Aku tidak tahu... Teman-teman ku bilang mereka melakukan itu dengan pacar mereka, tapi Chris marah saat aku menginginkannya... jadi aku tidak melakukannya."

"Apa kau melakukannya di waktu lain?"

"Aku mencoba tapi dia mengatakan jika aku mencobanya lagi maka dia tidak mau lagi bermain dengan ku. Jadi aku tidak melakukannya."

"Apa kau ingin tahu rasanya?"

"Jika kau tidak mengatakan bahwa itu kasar, dan aku boleh melakukannya."

"Nah baiklah kalau begitu. Tapi kau harus ingat dengan janji mu untuk tidak memberi tahu siapapun, bahkan pada Chris... Ok?"

Jack mengangguk kemudian memasukkan tangannya ke dalam bra ku.

Bra ku jadi terlalu penuh, dengan payudara ku dan tangan-tangan Jack di dalamnya. Jahitannya jadi merenggang. Aku bisa mendengar dan merasakannya. Jack tampak jelas menikmati apa yang dia rasakan dan sejujurnya, aku juga.

Tangan ku masih menggenggam kontolnya ke atas dari celananya, dia tampaknya jadi semakin mengeras saat dia bermain-main dengan payudara ku. Dia menikmati apa yang dia rasakan dari payudara ku, dan sebagai semacam reward, setiap kali dia manyentuh puting ku, aku meremas kontolnya.
Itu membuat kontolnya jadi tetap mengeras dan layak untuk dipegang. Hal-hal harus dilanjutkan tentu. Cara aku memikirkannya adalah jika aku memainkan kartu ku dengan benar, maka aku bisa menyelesaikan masalah Janet, memastikan putri ku akan aman, dan mungkin aku juga bisa mendapatkan kesenangan.

"Apa kau menikmati itu?" Aku tersenyum pada Jack.

"Mmmm...ya."

"Apa rasanya sama seperti saat kau mencoba untuk melakukannya dengan Chris?"

"Mirip."

"Jadi apa bedanya?"

"Kulitnya terasa berbeda, dan ukurannya lebih besar serta rasanya lebih empuk."

"Jauhkan tangan mu." Kontol Jack jadi melemas di tangan ku. Dia segera menarik tangannya dari payudara ku.

"Jangan cemas, kita cuma perlu pindah ke ruangan lain."

Aku memandunya ke ruang tengah, dengan cara menarik kontolnya, pada saat kami melewati pintu itu aku sudah membuat kontolnya jadi menegang lagi.

"Apa Chris pernah memegang kontol ini?" Aku sedikit mengocok kontolnya.

"T... T... Tidak." katanya.

"Aku bisa tahu kalau kau berbohong. Jangan coba-coba berbohong pada ku."

"Apa Chris pernah memegang kontol mu?"
"Y..y..ya."

"Dan, apa yang dia lakukan dengan kontol ini?"

"Dia menggosoknya."

"Kenapa dia melakukan itu?"

"Karena aku yang memintanya. Dia memegang kontol ku dan aku memintanya untuk menggosoknya karena terasa nikmat."

"Apa dia memasukkan tangannya ke dalam celana mu?"

"Tidak."

"Lalu bagaimana?"

"Dia mengeluarkan kontol ku dari dalam celana ku."

"Kemudian apa yang terjadi?"

"Tidak ada, sungguh, dia cuma menggosoknya sedikit dan itu terasa nikmat. Teman-teman ku mengatakan itu namanya ngocok dan kau bisa mengeluarkan sperma mu jika pacarmu mengocok kontol mu."

"Buka celana mu."

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog