Home » , » Pijat Erotis

Pijat Erotis

Cerita ini terjadi saat aku sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan dengan pakaian kerja ku. Saat itu aku melihat seorang SPG wanita yang mengenakan kaus sama dengan ku.

Aku merasa tertarik oleh kecantikannya, jadi aku berjalan ke arahnya. Dia tersenyum, "Selamat sore Pak. Saya ingin menawarkan sebuah brosur."

Aku tidak berkata apa-apa, hanya menatapnya dan tersenyum. Dia kemudian melihat kaus ku.

"Ini pasti karena aku mengecat rambut ku menjadi pirang, ma'afkan aku Drew." Nama kami tertulis di kaus kami. Aku mengulurkan tangan ku dan kami pun terkejut.
"Kay, kenapa kau mengecat rambut mu. Kau sudah cantik seperti apa adanya dirimu. Mata mu bersinar, senyum mu menawan. Kuku-kuku mu tampak indah. Warna asli rambut mu itu adalah yang paling ideal untuk mu."

"Drew, orang umumnya hanya berjalan melewati ku tanpa mau melakukan kontak mata dengan ku, seolah-olah aku ini tidak ada. Dan kau berhenti, memandangi dan memberikan perhatian pada ku bahkan memberikan pujian yang tidak pernah diberikan oleh pasangan ku setelah satu tahun kami hidup bersama."

"Well aku ini hanyalah seorang pria tua, seorang pria tua yang menikahi wanita yang sudah tidak tertarik lagi dengan seks."

"Wow, itu jujur sekali. Saat aku dan pasangan ku pertama kali hidup bersama, kau sangat menyukainya seperti kelinci, tapi sekarang aku cukup beruntung jika bisa berhubungan seks dua kali sebulan. Aku merasa cukup frustasi jika aku tidak bisa mengatasi ini."

"Kay, apa aku boleh berterus terang dan mengajukan pertanyaan?"

"Aku tahu apa yang akan kau tanyakan. Apa dia sedang tidak ada dirumah?"

"Itu adalah pertanyaan pertama."

"Aku tidak tahu. Dia bekerja shift, dari jam 12 siang sampai jam 12 malam. Apa pertanyaan satunya lagi?"

"Apa kau pernah di pijat?"

"Well, kau melakukannya lagi. Kau memuji ku. Aku ini 36 tahun dan aku belum pernah dipijat. Selain itu jika kau menawarkannya maka aku akan menerimanya."

"Kita akan melakukannya saat kau sedang tidak bekerja."
"Besok, apa kau ingin datang ke rumah ku?"

"Bagaimana mungkin aku bisa menolak undangan dari seorang wanita yang begitu cantik, aku akan memijat punggung mu dari bahu sampai kaki, tidak ada seks... dimana alamat mu?"

"Mungkin akan ada seks, aku akan memutuskannya nanti." Dan dia pun memberikan alamat rumahnya.
Esok harinya aku tiba di rumah Kay sekitar satu jam setelah pasangannya pergi bekerja. Kay membuka pintu sambil tersenyum.

"Hi Drew, timing yang bagus. Aku baru saja membuka sebotol anggur." Dia menarik tangan ku dan menuntun ku ke sebuah ruangan.
"Duduklah dan buat dirimu merasa nyaman. Aku akan mengambil minuman."

"Baiklah Kay."

"Aku sudah menaruh handuk di ranjang. Apa kita akan segera memulainya?"

"Aku akan senang sekali."
Setelah meneguk minuman dan ngobrol sebentar, dia mengajak ku ke kamar tidurnya. Dia membelakangi ku, membuka bajunya lalu tengkurap. Tubuhnya tidak mengecewakan. Begitu sudah tengkurap dia memejamkan matanya dan aku pun segera membuka celana dan baju ku.

Aku memang sengaja tidak mengenakan pakaian dalam hari ini. Aku mengoleskan minyak ke tangan ku dan mulai memijat bahu Kay.

"Ho ho itu enak sekali, sangat nikmat."
Aku terus memijat punggungnya dari atas sampai ke bawah. Tangan ku mulai memijat pahanya dan hampir menyentuh memeknya. Dia mengerang. Aku terus memijat kakinya dan dari erangan-erangannya tampak jelas bahwa dia merasa keenakan.

"Ho fuck! Aku rasa aku ingin orgasme. GOD fuck... jangan berani-berani utuk berhenti. Hoaaa itu nikmat sekali."

Dia kemudian menggerakkan tangannya ke arah selangkangannya dan menyelipkan dua jarinya ke dalam memeknya. Dia mulai masturbasi. Erangan-erangannya jadi semakin keras. Dia tampak sangat menikmatinya.
Waktunya untuk mengambil kesempatan. Aku meminyaki kontol ku dan mengocoknya, kemudian mengarahkan ujung kontol ku ke lubang memeknya. Aku mulai mengayunkan pinggul ku dan mengentotnya.

Tubuhnya mengejang saat dia menjerit, "CUMMMMMMINNGGGGG!!!!!!!"

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog