Home » » Pendidikan Seks Bagian 5

Pendidikan Seks Bagian 5

Dia meneggelamkan kontolnya seperti seekor bebek yang menyelam ke dalam air, secara perlahan alam mengambil alih, dan dia pun menunggangi ku layaknya seorang jockey yang berpengalaman. Tapi tiba-tiba dia berhenti.

"Kenapa kau berhenti?"

"Rasanya ada sesuatu yang akan keluar dari kontol ku."

"Ya itu sudah pasti. Itulah yang seharusnya terjadi."

"Apa aku harus segera mengeluarkannya?"

"Tidak, jangan khawatir, aku harap itu akan keluar dengan sendirinya."

Bersama kami cuma berbaring disana setelah melewati masa-masa orgasme, sebuah perasaan puas yang membahagiakan melanda sekujur tubuh ku, suatu perasaan yang sudah lama tidak aku rasakan. Aku memeluk Jack. Menunggu, tidak ingin dia menghilang dari ku.

"Nah sekarang kau sudah tahu, betulkan Jack, dan sekarang perhatikan. Ini sangat penting, ini bukanlah sesuatu yang seharusnya kau lakukan dengan gadis-gadis yang masih muda seperti Chris putri ku. Kau seharusnya hanya boleh melakukan ini dengan wanita yang lebih dewasa."

"Tapi ini rasanya nikmat sekali, rasanya sangat .... nikmat saat lendir itu keluar."

"Lendir yang keluar itu bukanlah masalah, yang jadi masalah adalah apa yang bisa dilakukan oleh lendir itu."

"Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh lendir itu selain memberikan rasa nikmat?"

"Membuat bayi, itulah apa yang bisa dilakukan oleh lendir itu."

Aku masih menunggu sampai kontol itu keluar dari memek ku.

"Apa kau akan memiliki seorang bayi sekarang."

"Tidak, tidak akan, dan aku juga tidak ingin putri ku Chris punya bayi. Itulah kenapa aku mengatakan ini bukanlah sesuatu yang seharusnya kau lakukan dengan gadis-gadis."

"Jika kau ingin melakukannya, datang dan temuilah aku, atau gunakan tangan mu, dan aku tahu kau pernah melakukan itu."

"Apa aku boleh melakukannya lagi sekarang?"

"Ya jika kau menginginkannya."

"APa aku bisa mendorongnya keluar masuk atau aku harus melakukannya dengan tangan ku."

"Mana yang lebih kau sukai?"

"Mendorongnya keluar masuk."

"Nah ada hal-hal lain yang perlu kau pelajari, jadi untuk saat ini tarik kontol mu keluar. Saat kita memulainya hari ini, kau meremas payudara ku dan menjilatinya, kemudian kau menaruh tangan mu di rok ku dan merasakan celana dalam ku, kemudian kau menemukan seberapa basah disana, lalu kau menemukan lubang yang lembut itu, dan kemudian kau memeriksa kedalamannya."

"Ya."

"Sekarang kau harus melakukan semuanya, dan sama seperti saat dengan Chris, kau harus memulainya dengan ciuman."

"Ciuman?" dia terlihat sangat ketakutan.

"Ya berciuman, sama seperti yang kau lakukan dengan Chris, tapi kau mungkin akan menemukannya lebih baik lagi. Jadi mendekatlah kesini dan cium aku."

Dia melakukannya, awalnya merasa enggan dengan cara merapatkan bibirnya. Akan tetapi setelah beberapa saat .... dia benar-benar menerima bahwa ciuman itu adalah sebuah bagian penting dari kenikmatan yang dia terima.

Aku mengarahkan tangannya ke payudara ku, dan setelah beberapa saat, mendesak dia untuk kembali ke bagian-bagian tubuh ku yang berada di bawah. Dia mulai meraba-raba celana dalam ku.

"Bagus sekali, tapi sekarang masukkan tangan mu dan buka celana dalam ku."

Dia membuka celana dalam ku, aku mengangkat pantat ku untuk membantunya, dan tidak lama kemudian celana ku terbuka. Dia sudah belajar dengan baik dan segera kembali melakukan kontak dengan memek ku yang basah serta lubang ku yang sangat lapar.

Aku membantunya untuk berada diantara kedua kaki ku yang terbuka, dia memasukkan seluruh bagian batang kontolnya ke dalam lubang memek ku lalu terdiam untuk sesaat. Itu memicu orgasme ku.

"Saat kau merasa sesuatu akan keluar dari kontol mu, beri tahu aku."

Dia mulai menunggangi ku dengan penuh semangat.

"Aku rasa lendir itu akan segera keluar."

"Kalau begitu akan lebih baik lagi jika kau bermain-main dengan payudara ku dan mencium bibir ku."

Dia melakukan keduanya dan itu membuat kami menggeliat, aku tahu dia sudah muncrat karena dia mengerang di mulut ku. Dia pasti tahu hal itu telah membuat ku merasakan sesuatu karena aku merapatkan kedua kaki ku.

"Apa kau sekarang akan jadi punya bayi? Aku tidak ingin kau jadi punya bayi."

"Tidak Jack, hanya wanita yang masih muda yang bisa punya bayi, itulah kenapa kau sebaiknya datang dan menemui ku jika kau ingin melakukan ini, atau gunakan tangan mu."

Dia terus memompa kontolnya keluar masuk, dan sekali lagi aku menunggu saat dia mengejang dan muncrat. Setelah sekitar setengah jam dan beberapa kali orgasme lagi, saat kontolnya masih berada di dalam memek ku, bergoyang keluar masuk dengan tanpa indikasi bahwa dia akan melemas, aku memutuskan untuk menyudahinya.

"Oooooh, apa itu harus? Rasanya sangat nikmat di dalam sana dan aku masih ingin muncrat lagi."

"Seberapa cepat itu akan muncrat jika aku mengijinkan mu?"

"Aku bisa mencoba untuk mengeluarkannya secepat mungkin." Matanya memohon.

"Oh baiklah, kalau begitu lanjutkan, muncratkan lagi, tapi lakukan dengan cepat, aku tidak bisa terus berbaring disini sepanjang sore."

Dia kemblai memasukkan kontolnya, dan aku mulai kehilangan dia. Maksud ku, aku mulai orgasme bgitu dia memasuki ku. Harus aku akui bahwa aku menjadi lega saat dia mengatakan bahwa dia akan muncrat. Saat dia muncrat jauh di dalam ku, aku tahu aku akan membutuhkan bantuan untuk berurusan dengannya.

"Nah sudah selesai, sekarang kenakan pakaian mu, dan beritahu ibu mu aku ingin bertemu dengannya."
"Apa aku dalam masalah?"

"Tidak, tapi cepatlah pulang, dan kembalilah besok sekitar pukul 9:30."

"Apa itu berarti aku bisa muncrat lagi nanti?"

Ya Tuhan, semua ini sekarang sudah seperti sebuah permainan yang dia tahu cara untuk memainkannya.

"Well, aku akan memikirkannya. Aku mungkin akan memberikan mu test untuk melihat apa saja yang sudah kau pelajari."

Aku masih sedang memulihkan diri saat Janet tiba dipintu rumah ku. Aku sedang mengenakan celana dalam dan payudara ku belum tertutup dengan bra.

"Bagaimana hasilnya? Apa kita akan memiliki masalah?"

"Oh semuanya berjalan lancar, kita berhasil. Besar? Tentu saja tidak, dia tidak sebesar itu ... dia luar biasa besar. Jika cuma aku yang harus mengatasinya, maka kita mungkin akan memiliki sebuah masalah. Aku tidak tahu apa aku sanggup mengatasinya, dia mengentot ku sekitar 5 atau 6 kali, aku lupa menghitungnya, itu setelah aku menunjukkan padanya apa yang harus dilakukan ... dan aku harus memaksanya untuk berhenti .... dia masih ingin lagi!"

"Jadi bagaimana selanjutnya."

"Dengan cara ini, aku rasa kita bisa membuatnya menjauh dari masalah, tapi aku akan membutuhkan bantuan. Aku mengatakan padanya untuk datang lagi besok supaya aku bisa memberikannya sebuah test."

"Aku akan bicara dengan ibu mertua ku malam ini, apakah dia setuju, saat kau melihatnya datang di jalan itu sekitar puku 9, datanglah kesini setelah kau menginngatkan Jack untuk datang menemui ku lagi. Kau bisa lihat sendiri kontolnya, dan ibu mertua ku akan memberikan test padanya."

Ibu mertua ku pernah mengatakan pada ku beberapa waktu yang lalu bahwa dia sangat merindukan kehidupan seks yang pernah dia miliki bersama suaminya. Betapa dia sangat berharap bisa berbagi tanpa ada resiko untuk bergantung pada teman-teman atau kemungkinan untuk mendapatkan sebuah 'reputasi.'

Aku mengunjunginya, dia tinggal tidak jauh dari rumah ku. Aku membawa sebotol kecil Port dan sebuah lemonade lalu duduk dan mengobrol.

Aku memulai percakapan tentang masalah seks tersebut, "Jean, terkadang aku merasa sangat putus asa, aku tidak bisa lagi menipu diri ku. Sekarang sudah tidak sama lagi, memek tua ku ini membutuhkan sebuah kontol yang keras, tapi lilin dan jari-jari ku itu adalah pengganti yang buruk untuk sebuah daging yang besar."

"Jika aku mengatakan pada mu bahwa aku mungkin memiliki sebuah cara yang aman untuk membantu mu, apa kau tertarik?"

Dia bangkit di kursi itu.

"Seberapa aman?"

"Sangat."

"Ceritakan pada ku."

Aku menceritakan semua padanya tentang kejadian hari itu.
"Apa kau yakin dia tidak akan bercerita pada siapapun? Dia itu masih sedikit lugu."

"Aku mengancam untuk memberi tahu ibunya, dia tidak tahu bahwa ibunyalah yang berada dibalik semua ini."

"Hmmmm."

""Aku akan mengatakan ini pada mu, tapi ini mungkin akan membuat mu jadi ketakutan, kontolnya itu sangat besar. Aku rasa kontol itu akan membelah Chris jadi dua jika itu adalah kontol pertamanya dan itulah yang sedang kami coba untuk hidari. Dan juga kami tidak ingin Chris atau siapapun menjadi hamil."

"Sebesar itu?"

"Luar biasa besar. Lebih besar dibanding kontol Bob suami ku, dan lebih besar dibanding pria-pria lain yang pernah mencoba ku sebelum atau sesudah Bob."

"Itu terdengar menjanjikan."

"Aku sudah mengatakan padanya untuk datang lagi besok pagi dan aku akan memberikannya sebuah test untuk melihat apa saja yang sudah dia pelajari. Menurut ku akau akan memerintahkan dia untuk masuk ke dalam kamar itu dan duduk bersama mu, lalu kau bsia mengatakan padanya bahwa kemarin dia sudah mendapatkan pelajaran tentang seks lalu mempraktekkannya, dan dia harus kembali melakukan semua itu dengan mu karena itu akan menjadi test untuknya."

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog